NATO Peringatkan Kremlin, Kalau Ganggu Jalur Pasokan Sekutu yang Bantu Ukraina Bisa Aktifkan Pasal 5
Foto Sekjen NATO Jens Stoltenberg di Latvia (Foto via laman resmi NATO)

Bagikan:

JAKARTA - NATO terus mengirim pasokan logistik kepada Ukraina yang masih menghadapi invasi Rusia. Jika jalur-jalur pasokan logistik diganggu Rusia, bisa jadi eskalasi berbahaya dari perang yang berkecamuk di Eropa timur.

NATO memang memilih tidak mengirim pasukannya langsung ke Ukraina untuk berhadapan dengan Rusia --untuk hindari konflik langsung. Tapi seluruh militer NATO sudah disiagakan di negara-negara anggota yang berdekatan dengan Ukraina.

"Sekutu membantu Ukraina menegakkan hak mereka untuk membela diri, yang diabadikan dalam piagam PBB," kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, PM Spanyol Pedro Sanchez di Latvia saat mengunjungi pangkalan dan tempat pelatihan NATO seperti dikutip dari CBC News, Rabu 9 Maret.

"Rusia adalah agresor dan Ukraina membela diri. Jika ada serangan terhadap negara NATO mana pun, wilayah NATO, itu akan memicu Pasal 5," lanjut Jens Stoltenberg.

Pasal 5 adalah klausul pertahanan diri dalam perjanjian pendiri NATO. Di sana ada aturan, serangan terhadap satu anggota adalah serangan terhadap semua 30 negara anggota.

"Saya benar-benar yakin Presiden Putin mengetahui hal ini dan kami menghilangkan ruang untuk salah perhitungan, kesalahpahaman tentang komitmen kami untuk mempertahankan setiap inci wilayah NATO," kata Stoltenberg.

Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Kanada, telah berpacu dengan waktu untuk mengirim senjata dan amunisi ke Ukraina, yang telah diserang tanpa henti dari pasukan Rusia selama lebih dari dua minggu.

Beberapa di komunitas intelijen AS khawatir bahwa Moskow mungkin mencoba untuk memotong aliran senjata yang masuk ke Ukraina, baik dengan serangan udara atau dengan artileri jarak jauh. Senjata yang datang dari Barat diturunkan di negara-negara perbatasan, seperti Polandia, dan kemudian dikirim melalui darat.

"Sebuah serangan di wilayah NATO, pada pasukan NATO, kemampuan NATO, itu akan menjadi serangan terhadap NATO," jelas Jens Stoltenberg