Bagikan:

JAKARTA - Kremlin mengutuk seruan Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terkait penggunaan senjata buatan Barat oleh Ukraina di wilayah Rusia, menilai itu bisa mengarah pada eskalasi langsung.

Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada The Economist, anggota NATO yang memasok senjata ke Ukraina harus mengakhiri larangan penggunaannya untuk menyerang sasaran militer Rusia.

"NATO meningkatkan tingkat eskalasi," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada harian Rusia Izvestia ketika ditanya tentang pernyataan Stoltenberg, dikutip dari Reuters 28 Mei.

"NATO bermain-main dengan retorika militer dan jatuh ke dalam ekstasi militer," lanjut Peskov, seraya menambahkan militer Rusia tahu apa yang harus dilakukan.

Ketika ditanya apakah NATO sedang melakukan konfrontasi langsung dengan Rusia, Peskov mengatakan: "Mereka bukan mendekat; mereka terlibat di dalamnya."

Sebelumnya, Sekjen NATO Stoltenberg mengatakan, soal penggunaan senjata Barat oleh Ukraina di wilayah Rusia, dikembalikan kepada masing-masing negara anggota yang memasok ke Kyiv.

"Oleh karena itu, beberapa sekutu telah mencabut pembatasan, sehingga memungkinkan warga Ukraina untuk mempertahankan diri dengan lebih baik. Dan saya pikir sudah tiba waktunya untuk mempertimbangkan pencabutan semua pembatasan," kata Stoltenberg, saat konferensi pers di sela-sela Majelis Parlemen NATO, dikutip dari TASS.

Menurutnya, setelah senjata NATO diserahkan ke Kyiv, senjata tersebut akan menjadi senjata Ukraina dan dapat digunakan sesuai kebijaksanaan mereka.

Sedangkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menilai, Stoltenberg telah melampaui wewenangnya ketika berbicara mengenai penggunaan senjata Barat.

"Stoltenberg dikritik oleh anggota NATO sendiri, khususnya Perdana Menteri Italia, jika saya tidak salah. Saya ragu Sekretaris Jenderal dapat memikul tanggung jawab untuk berbicara atas nama anggota blok ketika topik ini belum dibahas di dalamnya. Maksud saya bukan di tingkat sekretariat sekretaris jenderal, tetapi di dalam blok tersebut, yang mencakup negara-negara anggota, sementara saya yakin dia telah melampaui wewenangnya," jelas Menlu Lavrov.

Diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin telah berulang kali memperingatkan negara-negara Barat, mereka berisiko menimbulkan perang global terkait Ukraina, sementara konflik langsung antara Rusia dan NATO bisa membuat dunia selangkah lagi menuju Perang Dunia Ketiga.

Para pejabat Rusia sendiri sebelumnya juga telah memperingatkan, serangan Ukraina jauh di dalam wilayah Rusia, termasuk terhadap wilayah sipil dan bahkan bagian dari pertahanan nuklir Rusia, bersifat eskalasi.