Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joe Biden berterima kasih kepada Meksiko, usai mengekstradisi salah satu buronan yang paling dicari Amerika Serikat, Nestor Isidro Perez Salas alias El Nini akhir pekan lalu.

El Nini, anggota terkemuka kartel Meksiko, menjadi salah satu penjahat paling dicari Amerika Serikat atas dugaan perannya dalam perdagangan fentanil.

Presiden Biden pun memuji ekstradisinya ke Amerika Serikat pada Hari Sabtu sebagai "hari yang baik untuk keadilan".

"El Nini memainkan peran penting dalam kartel Sinaloa yang terkenal kejam, salah satu perusahaan penyelundup narkoba paling mematikan di dunia. Amerika Serikat telah mendakwa dia atas perannya dalam perdagangan gelap fentanil dan pembunuhan, penyiksaan hingga penculikan banyak saingannya, saksi dan lainnya," kata Presiden Biden, berterima kasih kepada Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, dilansir dari CNN 27 Mei.

"Pemerintah kita akan terus bekerja sama untuk memerangi epidemi fentanil dan obat-obatan sintetis yang membunuh begitu banyak orang di tanah air kita dan secara global, dan untuk mengadili para penjahat dan organisasi yang memproduksi, menyelundupkan, dan menjual racun mematikan ini di kedua negara kita. negara," lanjut Presiden Biden.

Menurut Departemen Kehakiman AS, Nestor Isidro Perez Salas "adalah salah satu pembunuh utama kartel Sinaloa" dan terlibat dalam "produksi dan penjualan fentanil" di Amerika Serikat.

Presiden Biden sebelumnya menggambarkan El Nini sebagai salah satu penjahat paling dicari di Amerika. Perez Salas didakwa di AS dengan konspirasi penyelundupan kokain dan metamfetamin, kepemilikan senapan mesin dan alat penghancur, serta pembalasan dendam pada Februari 2021.

El Nini ditangkap Garda Nasional Meksiko di Ciliacan, jantung kekuasaan Kartel Sinaloa sebelum dibawa ke Mexico City pada November lalu.

Departemen Luar Negeri AS menawarkan hadiah hingga 3 juta dolar AS untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya. Departemen itu menyebut, ia bekerja secara langsung dengan Oscar Noé Medina González, seorang bawahan Iván Archivaldo Guzmán Salazar, salah satu putra Joaquín "El Chapo" Guzmán dari Kartel Sinaloa, yang telah dijatuhi hukuman penjara di Amerika Serikat pada tahun 2019.

Perez Salas juga dikatakan bertanggung jawab atas aparat keamanan Los Chapitos, sebuah faksi Kartel Sinaloa. Dia dituduh sebagai salah satu komandan sel "Ninis", yang digambarkan sebagai kelompok personil keamanan yang "sangat kejam" untuk Los Chapitos.

"Saya berterima kasih kepada rekan-rekan pemerintah Meksiko atas upaya luar biasa mereka dalam menangkap dan mengekstradisi El Nini," kata kantor Jaksa Agung AS Merrick Garland dalam sebuah pernyataan.

"Departemen Kehakiman akan terus mengejar kartel-kartel yang bertanggung jawab membanjiri masyarakat kita dengan fentanil dan obat-obatan lainnya," tambahnya.

El Nini dianggap oleh agen anti-narkotika AS (DEA) sebagai salah satu tokoh narkoba Meksiko yang paling kejam.

"Kami menuduh El Nini adalah salah satu sicario, atau pembunuh utama Kartel Sinaloa, dan bertanggung jawab atas pembunuhan, penyiksaan, dan penculikan saingan dan saksi yang mengancam perusahaan perdagangan narkoba kriminal kartel tersebut," kata Jaksa Agung AS Merrick Garland dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.

Ivan dan tiga putra El Chapo lainnya telah menjadi target yang paling dicari oleh penegak hukum AS, sejak mereka muncul dari bayang-bayang ayah mereka untuk memimpin faksi kuat Kartel Sinaloa yang dikenal sebagai "Los Chapitos".

DEA menuduh Los Chapitos adalah penyelundup fentanil terbesar ke AS. Kepala DEA Anne Milgram mengirimkan memo internal kepada staf lembaga tersebut, memuji ekstradisi itu.

Milgram, dalam memo yang ditinjau oleh Reuters, menggambarkan kelompok Ninis pimpinan Perez sebagai kelompok kekerasan yang menerima pelatihan gaya militer dan ditugaskan untuk "menculik, menyiksa, dan membunuh siapa pun yang menentang Chapitos atau siapa pun yang membahayakan operasi fentanil Chapitos."