JAKARTA - Otoritas Meksiko membuka penyelidikan atas peristiwa yang menyebabkan penangkapan kepala Kartel Sinaloa, Ismael "El Mayo" Zambada pekan lalu, kata Menteri Keamanan Meksiko Hari Senin.
Menteri Keamanan Meksiko Rosa Icela Rodriguez mengatakan, Kejaksaan Agung Federal telah "membuka penyelidikan di Negara Bagian Sonora atas kejahatan yang mungkin terjadi," termasuk titik keberangkatan pesawat dan rincian lainnya, melansir Reuters 30 Juli.
Rodriguez mengatakan, Pemerintah Meksiko tidak terlibat dalam operasi tersebut dan hanya diberitahu pada hari penangkapan, Guzman Lopez akan menyerahkan diri.
Zambada ditangkap pada Hari Kamis di dekat El Paso, Texas, setelah mendarat dengan sebuah pesawat kecil yang tiba dari Meksiko. Reuters dan beberapa media lainnya, dengan mengutip beberapa pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, melaporkan pekan lalu, El Mayo tampaknya telah ditipu oleh seorang anak dari mantan kepala Kartel Sinaloa Joaquin "El Chapo" Guzman, yang ingin menyerahkan diri kepada pihak berwenang.
Namun pengacara Zambada, Frank Perez, membantah cerita tersebut pada Hari Sabtu, mengatakan penyelundup legendaris tersebut diculik dengan kejam oleh putra El Chapo, Joaquin Guzman Lopez.
Perez mengatakan, Guzman Lopez dan enam orang berseragam militer menyergap Zambada di dekat Culiacan di Negara Bagian Sinaloa, Meksiko, memaksanya masuk ke dalam pesawat dan membawanya ke Amerika Serikat tanpa persetujuannya.
"Klien saya tidak menyerahkan diri atau menegosiasikan kesepakatan apa pun dengan Pemerintah AS," tegas Perez kepada The Los Angeles Times, seperti mengutip El Pais.
Pada pagi Hari tanggal 25 Juli, Zambada bertemu dengan Guzmán López dan — menurut keterangan Perez — dilumpuhkan oleh enam pria "berpakaian seragam militer” dan putra El Chapo, yang mengikat tangan dan kakinya, melemparkannya ke bak truk pikap dan membawanya ke landasan udara rahasia.
"Mereka memaksanya naik ke pesawat, Joaquin mengikat kakinya ke kursi dan membawanya ke Amerika Serikat tanpa persetujuannya. Hanya pilot, Joaquín, dan klien saya yang ada di pesawat itu," kata Perez.
Keterangan Perez memperkuat versi bahwa pengedar narkoba itu tidak pernah bermaksud menyerahkan diri kepada pihak berwenang AS, yang telah memburunya selama lebih dari 30 tahun dan menyediakan hadiah 15 juta dolar AS untuk imbalan penangkapannya.
Sebuah pesawat Beechcraft King Air mendarat Kamis sore di lapangan terbang di pinggiran El Paso, hanya beberapa mil dari perbatasan Meksiko. Ketika pesawat mendarat, yang mengejutkan agen DEA dan FBI, pendiri Kartel Sinaloa dan Joaquín Guzmán López turun. Para agen menangkap kedua pria itu dan upaya untuk membawa mereka ke pengadilan pun dimulai.
Zambada muncul di pengadilan di El Paso Jumat lalu dan mendengarkan lima tuduhan yang didakwakan pemerintah AS kepadanya: perdagangan gelap fentanil, kokain, dan mariyuana; pencucian uang; penculikan; penggunaan senjata api dan konspirasi untuk melakukan pembunuhan. Zambada mengaku tidak bersalah atas tuduhan-tuduhan itu.
Kemarin, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan dalam sebuah konferensi pers, angkatan bersenjatanya telah mengonfirmasi, mereka tidak terlibat dalam penangkapan Zambada, meskipun ada klaim dari pengacara Zambada orang-orang dengan pakaian militer menyergap gembong narkoba yang terkenal itu.
BACA JUGA:
Rodriguez mengatakan pada konferensi pers yang sama, para pejabat AS mengatakan kepada pihak berwenang Meksiko, mereka tidak mengetahui kedua penyelundup narkoba tersebut berada di dalam pesawat. Dia menambahkan, para pejabat AS memberi tahu mereka bahwa "penerbangan itu tidak direncanakan oleh agen AS mana pun," meskipun para agen AS tahu bahwa Guzman Lopez sebelumnya berniat untuk menyerah.
Pernyataan pengacara Zambada membuka tanda tanya baru tentang status hubungan antara Kartel Sinaloa dan Los Chapitos — sebuah faksi yang dipimpin oleh putra-putra El Chapo — dan mantan mitra ayah mereka.
Kartel Sinaloa yang berbasis di Tijuana dan telah beroperasi sejak 1980-an, adalah salah satu organisasi kriminal paling kuat dan kejam di Meksiko, dikutip dari CBS News.
Zambada mendirikan kartel bersama dengan "El Chapo", yang ditangkap pada tahun 2016 dan saat ini menjalani hukuman seumur hidup di penjara dengan keamanan maksimum di Amerika Serikat.