Bagikan:

JAKARTA - Mantan Presiden Donald Trump mengungkapkan kesediaannya untuk diwawancarai FBI, saat biro itu menyelidiki penembakan oleh Thomas Crooks (20) saat kampanye di Pennsylvania.

"Mereka akan datang pada hari Kamis untuk menemui saya," kata Trump dalam wawancara di Fox News yang ditayangkan pada Hari Senin, melansir Reuters 30 Juli.

Diberitakan sebelumnya, FBI tengah menyelidiki percobaan pembunuhan terhadap Trump. Wawancara korban merupakan bagian dari investigasi yang biasa dilakukan.

"Wawancara dengan mantan presiden akan konsisten dengan wawancara korban lainnya yang kami lakukan," kata Kevin Rojek, agen khusus yang bertanggung jawab di kantor lapangan FBI di Pittsburgh, dikutip dari CNN.

Lewat pemeriksaan Trump, FBI ingin mendapatkan sudut pandangnya atas apa yang dia amati, sama seperti saksi kejahatan lainnya.

"Ini adalah wawancara standar terhadap korban, seperti yang kami lakukan terhadap korban kejahatan lainnya dalam situasi apa pun," kata Rojek.

Rojek mengonfirmasi Trump tertembak peluru, baik "utuh atau terpotong-potong kecil."

Meskipun FBI bukanlah lembaga yang bertanggung jawab untuk menyelidiki setiap celah dalam keamanan Trump, personel FBI sedang menyusun kronologi kejadian, katanya.

Pejabat FBI mengatakan, mereka belum mengidentifikasi motif Crooks, yang ditembak mati oleh agen Dinas Rahasia setelah melepaskan tembakan.

Namun, mereka mengatakan Crooks telah melakukan pencarian daring mengenai peristiwa penembakan massal sebelumnya, alat peledak rakitan dan percobaan pembunuhan Perdana Menteri Slovakia pada Bulan Mei.

Pejabat FBI menggambarkan Crooks sebagai penyendiri yang tidak memiliki teman dekat atau kenalan, dengan lingkaran sosialnya terbatas terutama pada anggota keluarga dekat.

Dengan menggunakan aplikasi terenkripsi, Crooks melakukan 25 pembelian terkait senjata api dan enam prekursor kimia yang digunakan untuk membuat alat peledak, kata pejabat FBI kepada wartawan.

Minat Crooks yang sudah lama terhadap sains dan melakukan eksperimen sains tidak menimbulkan kecurigaan apa pun dari orang tuanya, yang menurut FBI telah bekerja sama dalam penyelidikan tersebut.