JAKARTA - Capres Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump dilaporkan bersedia untuk mengikuti pemeriksaan FBI, yang sedang menyelidiki percobaan pembunuhan.
Wawancara korban merupakan bagian rutin dari investigasi kriminal, namun bersifat sukarela.
“Wawancara dengan mantan presiden akan konsisten dengan wawancara korban lainnya yang kami lakukan,” kata Kevin Rojek, agen khusus yang bertanggung jawab di kantor lapangan FBI di Pittsburgh dilansir CNN, Senin, 29 Juli.
Lewat pemeriksaan Trump, FBI ingin mendapatkan sudut pandangnya atas apa yang dia amati, sama seperti saksi kejahatan lainnya.
“Ini adalah wawancara standar terhadap korban, seperti yang kami lakukan terhadap korban kejahatan lainnya dalam situasi apa pun,” kata Rojek.
Penyelidik FBI terus memfokuskan upaya mereka untuk mengungkap motif calon pembunuh berusia 20 tahun, Thomas Matthew Crooks.
Crooks “sangat cerdas” dan semakin tertarik dengan dunia menembak, kata Rojek.
Meskipun para pejabat telah mengungkapkan Crooks mencari “seberapa jauh Oswald dari Kennedy” sebelum penembakan, Rojek mengatakan pelaku penembakan juga melakukan pencarian terkait dengan pembangkit listrik, peristiwa penembakan massal, informasi tentang alat peledak rakitan dan percobaan pembunuhan terhadap Perdana Menteri Slovakia awal tahun ini.
BACA JUGA:
Lingkaran pergaulan utama pelaku penembakan Trump “tampaknya terbatas pada keluarga dekatnya, seperti yang kami yakini, dia hanya memiliki sedikit teman dan kenalan sepanjang hidupnya,” kata Rojek.
“Meskipun penyelidikan FBI belum dapat menentukan motifnya, kami yakin pelaku melakukan upaya signifikan untuk menyembunyikan aktivitasnya. Selain itu, kami yakin tindakannya juga menunjukkan perencanaan yang matang menjelang kampanye,” sambung dia.