JAKARTA - Pemerintah Venezuela memanggil pulang para diplomatnya dari Argentina, Republik Dominika, Kosta Rika, Panama, Peru, Uruguay, dan Chili, yang telah menolak untuk mengakui terpilihnya kembali Presiden Nicolas Maduro.
"Pemerintah Republik Bolivarian Venezuela telah memutuskan untuk memanggil pulang semua anggota misi diplomatiknya di Argentina, Chili, Kosta Rika, Peru, Panama, Republik Dominika, dan Uruguay karena preseden keji, yang merupakan serangan terhadap kedaulatan kami, dan juga menuntut agar pemerintah negara-negara tersebut memanggil pulang para diplomatnya dari Venezuela," kata Kementerian Luar Negeri Venezuela dalam sebuah pernyataan, seperti melansir TASS 30 Juli.
Kementerian itu mengecam pernyataan negara-negara tersebut mengenai pemilihan Presiden Venezuela sebagai campur tangan dalam urusan dalam negeri.
"Pemerintah Venezuela berhak untuk mengambil langkah-langkah politik dan hukum untuk menjamin perlindungan hak untuk menentukan nasib sendiri. Pemerintah Venezuela akan melawan setiap kegiatan yang mengancam koeksistensi damai," tegas kementerian itu.
Venezuela mengadakan pemilihan presiden pada tanggal 28 Juli. Menurut Dewan Pemilihan Nasional, dengan 80 persen surat suara telah dihitung.
Petahana Maduro mendapat 51,2 persen suara. Sementara pesaingnya, Edmundo Gonzalez, yang mewakili partai-partai sayap kanan, memperoleh 44,2 persen suara.
BACA JUGA:
Namun, belakangan Maduro dan Gonzales sama-sama mengklaim kemenangan dalam pemilihan, ketika Amerika Serikat dan sejumlah negara meragukan hasil resmi pemilihan.
Belum diketahui secara pasti apa langkah oposisi selanjutnya. Gonzalez juga mengatakan dia tidak menyerukan pendukungnya untuk turun ke jalan atau melakukan tindakan kekerasan apa pun.