Bagikan:

JAKARTA - Pihak berwenang di Negara Bagian Sinaloa, Meksiko, mengatakan pada Hari Minggu, sedikitnya 14 orang tewas sehari sebelumnya di tengah gelombang kekerasan yang meletus setelah penangkapan pengedar narkoba Ismael "El Mayo" Zambada di Amerika Serikat.

Sebagian besar pembunuhan pada Hari Sabtu terjadi di Culiacan, ibu kota negara bagian, kata kantor jaksa agung negara bagian tersebut, melansir Reuters 28 Oktober.

Pihak berwenang melaporkan pada Hari Sabtu, pendingin berisi sisa-sisa jasad manusia, termasuk kepala, ditemukan di beberapa bagian Sinaloa dengan lambang yang merujuk pada geng-geng yang berselisih.

Kantor kejaksaan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Hari Minggu, mereka telah membuka 10 penyelidikan atas pembunuhan 14 orang.

Dalam beberapa bulan terakhir, pertempuran di Culiacan antara kelompok kriminal yang memperebutkan kendali teritorial telah mengganggu kehidupan sehari-hari, memaksa bisnis serta sekolah tutup.

Kekerasan telah berkobar di negara bagian pesisir Pasifik tersebut sejak penangkapan pemimpin kartel Sinaloa Zambada pada akhir Juli, setelah ia diterbangkan ke landasan udara di Texas dan segera ditahan oleh pejabat AS.

Sementara itu, Presiden baru Meksiko Claudia Sheinbaum telah mengerahkan ratusan personel militer dengan truk lapis baja dan senjata berkekuatan tinggi ke Sinaloa untuk mencoba menahan kekerasan, tetapi bentrokan terus berlanjut.

Pada Hari Selasa, baku tembak di pinggiran Culiacan menewaskan 19 tersangka anggota geng, sementara seorang pemimpin kartel setempat ditangkap.

Diketahui, setidaknya 172 orang tewas dan lebih dari 200 orang lainnya dilaporkan hilang antara tanggal 9 September, ketika pihak berwenang mengatakan gelombang kekerasan dimulai hingga tanggal 18 Oktober.