Bagikan:

JAKARTA - Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini mengatakan, lebih dari 70 persen sekolah lembaga tersebut di Jalur Gaza, Palestina telah hancur atau rusak.

Tak hanya itu, sebagian besar dari sekolah-sekolah tersebut telah menjadi tempat penampungan yang penuh sesak dengan ratusan ribu keluarga yang mengungsi dan tidak dapat digunakan untuk pendidikan.

"Lebih dari 600.000 anak di sana mengalami trauma berat, tinggal di reruntuhan. Mereka terus kehilangan kesempatan belajar dan bersekolah. Separuh dari mereka dulunya bersekolah di sekolah-sekolah UNRWA. Semakin lama anak-anak tidak bersekolah, semakin tinggi risiko generasi yang hilang, yang memicu kebencian dan ekstremisme," cuitnya di media sosial X, dilansir dari WAFA 3 September.

"Di Gaza, lebih dari 70 persen sekolah kami hancur atau rusak. Sebagian besar sekolah kami sekarang menjadi tempat penampungan yang penuh sesak dengan ratusan ribu keluarga yang mengungsi. Sekolah-sekolah tersebut tidak dapat digunakan untuk belajar," jelasnya.

"Tanpa gencatan senjata, anak-anak cenderung menjadi korban eksploitasi termasuk pekerja anak dan perekrutan ke dalam kelompok bersenjata. Kita telah melihat hal ini terlalu sering terjadi dalam konflik di seluruh dunia, jangan sampai hal ini terulang di Gaza. Gencatan senjata adalah kemenangan bagi semua: hal itu akan memungkinkan warga sipil untuk beristirahat, pembebasan para sandera dan aliran pasokan dasar yang sangat dibutuhkan termasuk untuk belajar," pungkasnya.