Bagikan:

JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, serangan ke wilayah Kursk Rusia merupakan bagian pertama dari rencana kemenangan Kyiv, yang akan Ia sampaikan kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Bulan September.

Pada konferensi pers di Kyiv Hari Selasa Presiden Zelensky mengatakan, ia berencana menghadiri Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Bulan September, di mana ia akan bertemu Presiden Biden.

"Keberhasilan rencana ini bergantung padanya. Apakah mereka akan memberikan apa yang kita miliki dalam rencana ini atau tidak. Apakah kita akan bebas menggunakan apa yang kita miliki dalam rencana ini atau tidak," katanya, melansir CNN 28 Agustus.

Lebih lanjut Ia mengatakan, rencana itu akan disampaikan kepada Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump.

"Karena kita tidak tahu siapa yang akan menjadi Presiden AS dan kami ingin melaksanakan rencana ini," jelasnya.

Meskipun belum memberikan rincian, Presiden Zelensky mengatakan rencana empat tahap tersebut dimulai dengan serangan lintas batas ke Kursk, yang katanya "sudah dilakukan."

"Arah kedua adalah posisi strategis Ukraina dalam infrastruktur keamanan dunia," ungkapnya.

"Arah ketiga adalah paket kuat untuk memaksa Rusia mengakhiri perang dengan cara diplomatik, dan arah keempat adalah ekonomi," lanjutnya.

"Wilayah Kursk adalah bagian dari rencana kami. Rencana kemenangan kami. Mungkin terdengar ambisius bagi sebagian orang, tetapi ini adalah rencana yang sangat penting bagi kami," tandas Presiden Zelensky.

Kendati demikian,Ia tidak memberikan informasi lebih lanjut, dengan mengatakan "tidak dapat mengatakan semuanya."

Diketahui, serangan mendadak Ukraina ke wilayah Kursk pada 6 Agustus membuat Rusia kesulitan untuk memperkuat wilayahnya sendiri. Sementara, Kyiv tampaknya memiliki banyak tujuan dengan serangan tersebut, mulai dari meningkatkan moral setelah beberapa bulan yang sulit hingga menguras sumber daya Rusia.

Panglima Militer Ukraina Jenderal Oleksander Syrskyi mengatakan, salah satu tujuan serangan Kursk adalah untuk mengalihkan pasukan Rusia dari kota-kota Ukraina lainnya, terutama Pokrovsk dan Kurakhovo.

"Tentu saja, musuh memahami hal ini, jadi mereka terus memfokuskan upaya utamanya ke arah Pokrovsk, tempat unit-unit mereka yang paling mampu terkonsentrasi," kata Jenderal Syrskyi pada Hari Selasa dalam menanggapi pertanyaan CNN.

Berbicara di forum kepala lembaga negara di Kyiv, Jenderal Syrskyi mengklaim sekitar 30.000 pasukan Rusia telah dikerahkan kembali ke Kursk, seraya menambahkan "angka tersebut terus bertambah."