Bagikan:

JAKARTA - Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan pada Hari Rabu, 'rencana kemenangan' yang dimaksudkan untuk membawa perdamaian ke Ukraina sambil menjaga negara itu tetap kuat dan menghindari semua "konflik yang membeku", kini telah selesai setelah banyak konsultasi.

Bulan lalu, Presiden Zelensky berjanji untuk menyampaikan rencananya kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden, kemungkinan saat Ia menghadiri sidang Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB.

Sambil memberikan pembaruan harian tentang persiapan rencana tersebut, Presiden Zelensky hanya memberikan sedikit petunjuk tentang isinya, yang menunjukkan rencana tersebut bertujuan untuk menciptakan ketentuan yang dapat diterima oleh Ukraina yang tengah berperang dengan Rusia selama 2,5 tahun terakhir.

"Hari ini, dapat dikatakan rencana kemenangan kami telah sepenuhnya disiapkan. Semua poin, semua area fokus utama, dan semua tambahan terperinci yang diperlukan dari rencana tersebut telah ditetapkan," kata Presiden Zelensky dalam pidato video malam harinya, melansir Reuters 19 September.

"Hal terpenting adalah tekad untuk melaksanakannya," tandasnya.

Presiden Zelensky mengatakan, tidak ada alternatif untuk perdamaian, "tidak ada pembekuan perang atau manipulasi lain yang hanya akan menunda agresi Rusia ke tahap lain".

Pada Hari Selasa, Presiden Zelensky mengatakan pertemuan dengan para komandan tinggi telah menghasilkan "konten yang baik dan kuat" dalam hal militer, "tepatnya jenis yang dapat memperkuat Ukraina secara signifikan".

Pemimpin Kyiv menggunakan rencana perdamaian yang ia sampaikan pada akhir tahun 2022 sebagai dasar negosiasi yang menyerukan penarikan semua pasukan Rusia, pemulihan perbatasan pasca-Soviet Ukraina dan sarana untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas invasinya.

Rencana tersebut menjadi titik fokus "pertemuan puncak perdamaian" yang diselenggarakan oleh Swiss pada Bulan Juni dengan para peserta berjanji untuk mengadakan pertemuan puncak kedua akhir tahun ini.

Rusia tidak diundang ke pertemuan puncak Bulan Juni dan mencapnya sebagai hal yang tidak berarti, meskipun Ukraina dan sekutunya mengatakan Moskow dapat menghadiri pertemuan berikutnya.

Presiden Zelensky sendiri telah menolak gagasan negosiasi apa pun, sementara pasukan Rusia menduduki hampir 20 persen wilayah negara tersebut

Di sisi lain, Rusia telah berulang kali mengatakan bersedia berunding, tetapi mengesampingkan diskusi selama pasukan Ukraina masih berada di wilayah Kursk setelah melancarkan serangan ke daerah itu bulan lalu.