Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri RI akan menggelar Forum Bisnis Indonesia Latin America and the Caribbean (INA-LAC) di Lima, Peru, bulan depan, sebagai langkah serius untuk menggarap pasar Amerika Latin dan Karibia.

Diselenggarakan sejak tahun 2019 lalu, INA-LAC tahun ini akan berbeda dari gelaran sebelumnya, di mana acara yang akan digelar pada 11-13 September mendatang ini akan digelar di luar negeri.

"Kita putuskan tahun lalu, INA-LAC dilakukan di salah satu negara Amerika Latin-Karibia," jelas Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI Duta Besar Umar Hadi dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa 27 Agustus.

"Kita adakan di Lima, Peru. Biasanya pengusaha Latin datang ke Jakarta. Kali ini, kita datang ke sana, ke Peru. Tahun ini Peru juga menjadi tuan rumah KTT APEC pada Bulan November," jelasnya.

Sejumlah agenda acara yang akan digelar dalam kegiatan dengan tema utama 'Diversifikasi Mitra Dagang dan Ekonomi Indonesia' ini, meliputi Business Matching and Pitching, INA-LAC Business and Society Network, Pameran Produk, CEO Talks, Cultural Performances, Culinary Promotion

Dijelaskan olehnya, komposisi perdagangan internasional Indonesia saat ini adalah negara-negara tetangga di ASEAN, Asia Timur, Timur-Tengah, Amerika Utara kemudian Eropa. Ada dua kawasan yang perlu digenjot lagi, yaitu Afrika dan Amerika Latin-Karibia

"Faktanya sekarang, negara-negara di Amerika Latin pun berusaha memperluas kemitraan perdagangannya dengan negara-negara di Asia, mereka juga ada kebutuhan yang sama," jelasnya.

Menurut Dubes Umar Hadi, potensi hubungan perdagangan Indonesia dengan kawasan tersebut masih banyak belum termanfaatkan. Di sisi lain, negara-negara sahabat sudah menggarap pasar tersebut.

"China punya bisnis forum di sana, Singapura punya, Korea Selatan punya, jadi kita perlu untuk hadir di kawasan sana," katanya.

"Sederhananya, mempertemukan langsung pelaku usaha kedua belah pihak," tandasnya.

Ditambahkannya, dalam gelaran INA-LAC tahun lalu, tercatat ada kesepakatan bisnis sekitar 18,75 juta dolar as (Rp291.165.000.000), sementara tercatat potensi transaksinya mencapai 388 juta dolar as.

"Tahun ini, saya harapkan bisa deal dalam ruang lebih dari tahun lalu, katakanlah 20 juta dolar AS," harap Dubes Umar Hadi.

"Lebih dari itu, targetnya adalah antusiasme pengusaha-pengusaha Indonesia maupun Amerika Latin dalam acara ini, itu akan tercermin dari jumlah kehadiran," tandasnya.

dirjen amerop kemlu ri
Dirjen Amerika dan Eropa Kemlu RI Umar Hadi. (Kemlu RI/Infomed/Rafly)

Sementara itu, Ketua Komite Amerika Tengah, Kuba dan CARICOM Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Prasetyo Singgih mengatakan, pihaknya akan berusaha mengembangkan pasar di Amerika Latin dan Karibia yang relatif masih belum tergarap.

"Salah satu motivasinya, negara-negara tetangga sudah ke sana dan nilainya tidak sedikit. Kalau mereka bisa, kenapa kita tidak bisa," ujarnya.

"Tidak ada yang lebih berharga bagi seorang pengusaha daripada menatap matanya, bersalaman dan saling deal, menyepakati satu deal," tambahnya.

Khusus negara di kawasan Karibia, masalah politik tidak terlalu menjadi kendala. Karibia itu pasar yang relatif belum terjamah, bagi pengusaha kecil dan menengah, itu hal baik, karena belum terlalu banyak pesaing," katanya.

"Sebaliknya bagi perusahaan besar, mereka karena negara kecil, populasi kecil, mereka tidak melayani negara kecil satu per satu," jelasnya.

"Makanya kami coba jembatani itu, coba menjajaki pembentukan suatu trading company dan kami tempatkan di wilayah Amerika Tengah. Mungkin kita bisa beli dalam jumlah lebih besar di Indonesia, lalu kami jual dalam jumlah lot-lot yang lebih kecil kepada negara-negara kecil," tambahnya.

Diketahui, 33 negara dari dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Karibia telah memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Data Kementerian Luar Negeri RI dari Kementerian Perdagangan RI menunjukkan, tiga besar negara tujuan ekspor utama tahun 2023 di kawasan meliputi, Meksiko (senilai 2,16 miliar dolar AS), Brasil (1,28 miliar dolar AS) dan Peru (367,4 juta dolar AS).

Tiga besar surplus perdagangan di kawasan ini tercatat dengan Meksiko (senilai 1,72 miliar dolar AS), Peru (290 juta dolar AS) dan Guatemala (189 juta dolar AS).

Sedangkan tiga besar negara importir utama di kawasan ini pada tahun 2023 yakni Brasil (4,86 miliar dolar AS), Argentina (1,39 miliar dolar AS) dan Meksiko (370 juta dolar AS).

Dan, untuk tiga besar defisit perdagangan tahun lalu di kawsan ini meliputi Brasil (3,58 miliar dolar AS), Argentina (1,19 miliar dolar AS) dan Ekuador (99 juta dolar AS).

Rencananya, ada sekitar 44 perusahaan besar dan kecil dari Indonesia yang memiliki produk ekspor unggulan yang akan ikut serta dalam INA-LAC kali ini.