Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada Hari Selasa, dunia maya perlu diatur, mengutip penangkapan pendiri aplikasi perpesanan Telegram Pavel Durov di Prancis sebagai contoh bagaimana negara lain juga memberlakukan kontrol.

"Perlu ada undang-undang untuk mengatur dunia maya. Semua orang melakukannya. Lihat Prancis, mereka menangkap orang ini dan mengancamnya dengan 20 tahun penjara karena melanggar hukum mereka," kata Khamenei dalam sebuah pertemuan dengan Presiden Masoud Pezeshkian dan kabinetnya, melansir Reuters 27 Agustus.

Iran memiliki beberapa kontrol internet paling ketat di dunia. Tetapi, pemblokirannya pada media sosial berbasis di Amerika Serikat seperti Facebook, Twitter dan YouTube secara rutin dilewati oleh orang-orang Iran yang paham teknologi dengan menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN).

Iran secara teratur mendenda pengguna internet berdasarkan postingan yang mereka bagikan secara online.

"Beberapa orang tidak mengerti atau tidak ingin mengerti, tetapi saya telah mengatakan sebelumnya bahwa ruang virtual perlu diatur agar dapat diubah menjadi peluang dan bukan ancaman," kata Khamenei.

Selama debat dalam pemilihan presiden lalu, Presiden Pezeshkian mengkritik penyaringan internet, terutama karena dampaknya terhadap ekonomi negara tersebut karena banyak usaha kecil bergantung pada media sosial.

Iran diketahui berada di peringkat ketiga secara global dalam jumlah penutupan akses internet pada tahun 2023, menurut kelompok hak digital Access Now.

Ini termasuk menutup jaringan seluler, baik secara nasional maupun di wilayah yang ditargetkan, sementara juga memblokir akses ke Instagram dan WhatsApp, satu-satunya dua platform utama yang belum terkena larangan langsung, kata Access Now.

Diberitakan sebelumnya, Durov kelahiran Rusia, yang memegang warga negara Prancis dan Uni Emirat Arab, ditangkap di Paris akhir pekan lalu sebagai bagian dari penyelidikan atas kejahatan yang terkait dengan pelecehan seksual terhadap anak-anak, perdagangan narkoba, dan transaksi penipuan di platform tersebut, kata jaksa Prancis pada Hari Senin.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan penangkapan Durov tidak memiliki motif politik. Rusia sendiri menuding Amerika Serikat terkait dengan penahanan ini.

Penahanan Durov sendiri diperpanjang hingga Hari Rabu, setelah jaksa memberikan waktu tambahan kepada polisi untuk melakukan interogasi. Platform perpesanan Telegram sendiri diblokir di Iran.