Bagikan:

JAKARTA - Pada Sabtu, 24 Agustus malam, pemilik Telegram, Pavel Durov ditahan di Prancis. Menanggapi penangkapan tersebut, perusahaan perpesanan Telegram menegaskan bahwa aplikasi mereka selalu mematuhi Undang-Undang UE. 

Telegram mematuhi undang-undang UE, termasuk Undang-Undang Layanan Digital - moderasinya sesuai dengan standar industri dan terus ditingkatkan,” tulis perusahaan di saluran resminya di Telegram. 

Menurut perusahaan yang berkantor pusat di Dubai itu, CEO nya tidak menyembunyikan apa pun dan sering bepergian di Eropa. Mereka merasa tidak adil jika suatu platform dan pemiliknya disalahkan jika terdapat penyalahgunaan di platform tersebut. 

“Tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa suatu platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut,” lanjut perusahaan.

Hingga saat ini, platform perpesanan yang memiliki hampir satu juta pengguna di seluruh dunia itu masih menunggu penyelesaian masalah ini dari pihak Prancis. 

Pavel Durov ditangkap di bandara Le Bourget di luar Paris, sesaat ketika dia mendarat dengan jet pribadi pada Sabtu malam 24 Agustus. 

Penangkapan pengusaha teknologi berusia 39 tahun ini memicu peringatan dari Moskow kepada Paris pada Minggu 25 Agustus agar hak-haknya dihormati. Kritik juga datang dari Elon Musk, pemilik platform X, yang menyebut bahwa kebebasan berbicara di Eropa tengah terancam.