Bagikan:

JAKARTA - Pengacara bos Telegram Pavel Durov, yang sedang diselidiki di Prancis, menyebut proses hukum sangat tidak masuk akal. Pengacara mempertanyakan penyelidikan terkait Durov yang dianggap bertanggung jawab atas tindak pidana lewat platform Telegram.

Seorang hakim Prancis menempatkan Durov dalam penyelidikan dengan mengatakan dia diduga terlibat dalam menjalankan platform daring yang memungkinkan transaksi terlarang, gambar pornografi anak, dan perdagangan narkoba. Durov juga sedang diselidiki atas dugaan pencucian uang dan penolakan untuk bekerja sama dengan otoritas kehakiman.

Durov, yang menghabiskan empat hari dalam tahanan polisi setelah penangkapannya pada Sabtu diberikan jaminan dengan syarat ia membayar 5 juta euro (5,6 juta dollar AS) dan tidak meninggalkan wilayah Prancis.

Durov juga harus melapor dua kali seminggu ke polisi kota tempat ia akan tinggal.

CEO Telegram itu harus berada di rumah pada jam-jam tertentu, kata sumber kehakiman.

"Benar-benar tidak masuk akal untuk berpikir bahwa kepala jaringan sosial dapat terlibat dalam tindakan kriminal yang tidak menyangkut dirinya, baik secara langsung maupun tidak langsung," kata pengacara David-Olivier Kaminski, yang mewakili Durov di Prancis dilansir Reuters, Kamis, 29 Agustus.

"Telegram sepenuhnya mematuhi aturan Eropa tentang digital," katanya.

Ditempatkan dalam penyelidikan formal di Prancis tidak menyiratkan seseorang dipastikan bersalah atau harus mengarah ke pengadilan, tetapi menunjukkan hakim menganggap ada cukup bukti untuk melanjutkan penyelidikan.

Investigasi dapat berlangsung bertahun-tahun sebelum dikirim ke pengadilan atau ditangguhkan.