Nomor WA Diblokir, Perempuan di Bali Antar Mayat Bayinya ke Rumah Pacar
ILUSTRASI/PIXABAY

Bagikan:

BULELENG - Pembuang mayat bayi perempuan di dalam kardus di Dusun Kloncing, Kabupaten Buleleng, Bali, akhirnya diamankan polisi.

Polisi mengamankan si ibu pembuang bayi berinisial MA (24) dan kekasihnya berinisial GK (36). Kasubag Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya,  mengatakan MA membawa jenazah bayi ke rumah pacarnya agar pacarnya tahu dirinya sudah melahirkan. 

Sebab dalam beberapa hari terakhir pesan WhatsApp pacarnya tidak bisa dihubungi atau diblokir.

"Agar cowoknya tahu dia telah melahirkan," kata Sumarjaya saat dihubungi, Jumat, 26 Maret. 

Sumarjaya mengatakan perempuan MA sudah dipulangkan sementara karena kondisinya masih sakit usai melahirkan. 

"Iya diamankan dan kemarin dipulangkan dan wajib lapor (karena) setelah melahirkan dia sakit. Dicari ke rumahnya untuk dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan," kata dia. 

"Si (ibu) mengalami gangguan kesehatan, sehingga diberikan kesempatan untuk berobat dulu. Nanti, setelah dia sembuh akan dilakukan pemeriksaan kembali," sambungnya.

Mayat bayi yang dibuang itu merupakan hasil hubungannya dengan kekasihnya GK. Perempuan ini membawa bayinya karena pacarnya tak bisa lagi dihubungi. 

"Ini, dari hubungan gelap. Jadi dia melahirkan di rumahnya. Habis itu setelah lahir dibawa ke rumahnya orang tua si cowoknya ini. Waktu itu mengalami sakit perut ternyata dia melahirkan. Habis itu (bayinya) diduga meninggal dan dibawa ke rumah (orangtua) cowoknya," jelas Sumarjaya. 

"Dia melahirkan sendiri karena selama ini dia menghubungi cowoknya nomornya diblokir termasuk WhatsAppnya. 

Selama beberapa hari ini, ceweknya berusaha menghubungi cowoknya melalui WhatsApp untuk memberitahu bahwa dia sakit perut," jelasnya.

Kini kekasih MA sudah dimintai keterangan. MA bersedia mempertanggungjawabkan dan menikahi pacarnya. 

"Si cowok ini, bersedia mempertanggungjawabkan semua perbuatannya dan mau menikahinya. Tetapi (untuk pasangan kekasih ini) pemeriksaan secara BAP masih belum,” ujar Sumarjaya.