Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Majlis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid (HNW) mendukung pendapat Sohibul Iman yang menyebut ceruk pemilih Anies Baswedan bukan dari kalangan Islam. Pendapat Sohibul itu pun sempat dikritik Waketum NasDem, Ahmad Ali dengan berkaca pada hasil Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2024. 

Menurut HNW, pada kenyataannya banyak warga non Islam yang memang mendukung Anies Baswedan menjadi gubernur Jakarta. Bahkan, kata dia, komunitas gereja sampai mengusulkan ke PKS agar kembali mendukung mantan gubernur DKI Jakarta itu. 

"Ya boleh, dan wajar saja, dan nyatanya adalah sehari sebelum PKS membuat keputusan mendukung pak Anies menjadi calon gubernur itu justru komunitas gereja, Himpunan Warga Gereja Indonesia dengan para pendetanya itu datang ke DPP PKS bertemu dengan pak Syaikhu, presiden PKS dan meminta agar PKS mengusung kembali pak Anies sebagai gubernur," ujar HNW di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 22 Juli. 

Sebelumnya, Waketum NasDem Ahmad Ali menilai ceruk pemilih Anies Baswedan-Sohibul Iman adalah sama-sama kalangan Islam konservatif atau sayap kanan.

Namun, Sohibul memiliki pendapat berbeda. Menurut Wakil Ketua Majelis Syuro PKS itu, habitat Anies sebetulnya bukanlah di partai Islam.

"Anies tidak memiliki partai, nah saya berharap kemudian tidak mengikuti arus keinginan pemilik-pemilik partai tapi dia lebih pada concern melihat jangka waktu ke depannya," kata Ali, Minggu, 14 Juli. 

Ali menyinggung peristiwa Pilgub DKI 2017. Menurutnya, saat itu Anies dalam posisi terjebak dengan kepentingan partai.

"Peristiwa politik 2017 sampai hari ini masih membekas, saya pun orang yang mengenal Anies jadi kaget ketika tiba-tiba Anies itu disematkan menjadi orang yang sangat tidak atau orang intoleran karena saya mengenal Anies secara baik sejak dulu," kata Ali.

"Tapi kemudian dia ketika pas di DKI kemudian dia tersematkan dengan hal itu (intoleransi), dengan tuduhan-tuduhan yang menurut saya jauh dari fakta. Karena apa, karena terjebak. Nah, saya khawatir kemudian Anies yang pemilihnya ceruknya Islam cenderung kanan dan juga berpasangan yang sama ceruknya," imbuhnya. 

Menjawab pendapat Ahmad Ali, Sohibul Iman pun memberikan tanggapannya. Dia mengaku memiliki pendapat berbeda.

"Ya saya menghormati lah pendapatnya siapapun. Tapi, juga kami kan punya pendapat juga. Sebetulnya kalau kita mau baca secara ke belakang, Pak Anies itu kan awal-awalnya sejak dia pulang dari Amerika ke sini, Pak Anies itu tidak dekat dengan partai Islam, justru dekatnya dengan NasDem dia lah yang mendeklarasikan ormas NasDem," kata Sohibul usai menghadiri Konsolidasi PKS Jakarta di Hotel Santika, Kelapa Gading, Minggu, 21 Juli. 

Bacawagub Jakarta yang diusung PKS itu menyebut, habitat Anies Baswedan bukanlah Islam. Dia pun menyebut Anies merupakan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2014, dan sempat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

"Justru berkiprahnya banyak di Metro TV dan sebagainya. Bahkan 2014 beliau kan bergabung dengan Pak Jokowi ya, pada waktu itu justru dari kalangan umat Islam banyak yang melihat beliau sebagai orang liberal kalau pada ngikutinnya seperti itu. Sebetulnya sejarah Pak Anies itu justru bukan di habitat Islam sebetulnya," kata Sohibul. 

Pendapat Sohibul Iman lantas kembali direspons Ahmad Ali. Bakal calon gubernur Sulawesi Tengah itu menilai, orang akan tertawa jika ada yang mengatakan habitat Anies bukan di kalangan Islam.

"Ha-ha-ha, mendebatkan hal yang menurut saya sih tidak penting untuk diperdebatkan, karena ketika kita ada orang yang mengatakan habitat Anies itu bukan dari kalangan Islam banyak orang yang akan tertawa kan," kata Ahmad Ali kepada wartawan, Minggu, 21 Juli

"Saya pikir kampanye nasional kontestasi Pilpres kemarin itu sudah bagaimana memberikan gambaran, harapan umat Islam itu kepada figur seorang Anies Baswedan," sambungnya.

Menurut pria yang akrab disapa Mad Ali itu, pemilih Anies Baswedan pada Pilpres lalu banyak di basis wilayah kalangan Islam. Seperti di Aceh dan Sumatera Barat (Sumbar).

"Kita sudah bisa ukur dari beberapa wilayah selama ini secara kulturnya sangat Islami, seperti Aceh, Riau, Sumatera Barat, di mana semua partai pengusung Anies, dulu NasDem Aceh kosong, kemudian Riau kosong, kemudian di Sumatera Barat, kita hampir semuanya jadi pemenang, begitupun di Jakarta," katanya.