Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid tidak setuju dengan niatan Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali yang mau calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan bukan berasal dari partai koalisi.

Kata Kholid, keputusan NasDem tersebut tidak adil bagi parpol yang memiliki kader potensial untuk diusung pada Pilpres 2024.

"Tidak adil dong, buat parpol yang punya kader yang bagus, yang berkualitas tiba-tiba diisyaratkan enggak boleh maju sebagai cawapres," ujar Kholid kepada wartawan, Senin, 24 Oktober.

Meski begitu, Kholid mengatakan, PKS tidak mempermasalahkan sikap NasDem selama tokoh yang menjadi cawapres Anies punya elektabilitas tinggi dan kepemimpinan yang baik serta bisa menyatukan koalisi dan bangsa. Lagipula, kata dia, PKS tidak memberi syarat bahwa tokoh tersebut harus dari internal partai atau luar.

"Kemarin kita tim kecil baru tentukan kriteria. Kalau pun NasDem usulkan harus di luar parpol ya silakan diaspirasikan, tapi PKS tidak mensyaratkan itu," jelas Kholid.

Di sisi lain, Kholid membeberkan nama bakal cawapres yang nantinya diusulkan ke Partai NasDem dan Partai Demokrat sebagai calon mitra koalisi. Kata Kholid, nama cawapres yang mengerucut di internal PKS ialah mantan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher).

Kholid menuturkan, awalnya ada lima nama cawapres yang bakal diusulkan. Mereka adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Iwan Prayitno, Ahmad Syaikhu, dan M Sohibul Iman.

"Amanah musyawarah Majelis Syura itu kan ada lima. Ada Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Iwan Prayitno, Ahmad Syaikhu, dan M. Sohibul Iman," kata Kholid.

Dari lima nama itu, lanjutnya, mengerucut menjadi satu nama yakni nama Aher yang dipertimbangkan Majelis Syura untuk diusulkan ke bakal poros koalisi.

"Lima kan kebanyakan tuh, lalu dikomunikasikan kalau dibuat mengerucut dari internal kita kalau diminta satu orang dari PKS, pimpinan mengerucut kepada Ahmad Heryawan sebagai salah satu kandidat yang kita usulkan," ungkapnya.

Namun, Kholid menegaskan, bahwa soal nama Aher belum menjadi keputusan final. Sebab, kata dia, PKS masih akan membahasnya bersama Partai NasDem dan Partai Demokrat.

"Nanti kita simulasikan di tim kecil seperti apa, nanti kita bikin kajian yang lebih mendalam," kata Kholid.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali, menilai sosok cawapres yang akan mendampingi Anies Baswedan hendaknya berasal dari luar calon koalisi NasDem-Demokrat-PKS. Meskipun, kata dia, NasDem tetap menghormati mekanisme di internal PKS dan Demokrat.

"Partai NasDem memiliki pandangan bahwa sebaiknya kita ambil (cawapres) dari luar partai koalisi," kata Ali, Selasa, 18 Oktober.

Ali beralasan, jika partai mendorong tokoh sendiri dari internal untuk menjadi cawapres, maka akan berisiko merugikan koalisi yang dibangun.

"Kalau kemudian, tiga partai, calon wapres satu. Umpamanya partai A, partai B bagaimana Enggak dapat apa-apa kan?" kata Ali.