JAKARTA - Waketum PKB Jazilul Fawaid menghargai keinginan PKS yang tetap ngotot menduetkan Sohibul Iman dengan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024. Namun menurutnya, keputusan akhir untuk cagub dan cawagub Jakarta tetap pada kesepakatan koalisi.
"Keputusan akhir nanti waktu pendaftaran. Kalau hari ini kan usulan DPW PKB DKI sudah direspons DPP bahwa pak Anies layak untuk menjadi calon gubernur. Tapi kan DPW PKB kan belum (sepakat) ke pak Sohibul, tapi kita dengarkan aspirasinya PKS apakah nanti kepastian koalisi hanya dua partai, PKB dan PKS? Kalau cuma PKB-PKS kan kecil," ujar Jazilul di kantor DPP PAN, Rabu, 3 Juli.
Jazilul mengatakan, PKB masih membutuhkan tambahan kekuatan parpol lain seperti PDIP. Lagipula, kata dia, PKS belum berkomunikasi dengan PKB terkait usulan Sohibul Iman menjadi cawagub Anies.
"Mestinya begitu (koalisi dengan PDIP, red) karena kan kita membutuhkan kekuatan plural, kekuatan lebih besar di DKI. Jadi maksud saya nanti siapa pasangannya gubernur-wagubnya ya dibicarakan bersama, seperti PKS juga memutuskanlah," kata Jazilul.
Wakil Ketua MPR itu pun mempermasalahkan komunikasi PKS yang tidak membahas cawagub Anies kepada calon koalisi. Seharusnya, kata Jazilul, PKS mengusulkan nama Sohibul Iman kepada PKB selaku parpol pertama yang mengusung Anies untuk Pilgub Jakarta.
"PKS kan awalnya memutuskan Pak Sohibul itu calon gubernur, tiba tiba dua hari jadi wakil gubernur. Mestinya calon gubernur dua-duanya, pak Sohibul calon gubernur, Pak Anies calon gubernur dibicarakan, nah gitu,"
"Mestinya begitu, apakah pak Sohibul jadi gubernur, pak Anies jadi wakilnya atau sebaliknya mestinya kan gitu, PKB kan juga belum mengajukan nama, emang PKB nggak punya kader? Banyak," lanjutnya.
Karena itu, menurut Jazilul, pembentukan koalisi harus dibicarakan terlebih dahulu kemudian menentukan cawagub pendamping Anies.
"Bukan (tinggal tetapkan cawagub, red), (tinggal) menentukan partai koalisi. Soal cawagub gampang, enggak usah dibicarakan hari ini, cawagub itu mudah, banyak tokoh-tokoh kalau cuma cawagub, yg paling berat itu menentukan partai koalisi, PKB dan PKS itu ya cukup," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid (HNW), merespons pernyataan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang menyebut partainya punya versi lain untuk Pilkada Jakarta selain pasangan cagub dan cawagub, Anies Baswedan-Sohibul Iman.
BACA JUGA:
HNW meyakini, PKB dan PKS akan bertemu di titik yang sama untuk berkoalisi di Pilkada Jakarta 2024. Sebab menurutnya, kata kuncinya adalah sama-sama mendukung Anies.
"Beliau katakan PKB dan PKS punya versi yang lain, ini bagian dari dinamika yang terus berjalan, tetapi saya berkeyakinan bahwa akan ada komunikasi yang saling menghormati dan konstruktif antar pimpinan PKS pimpinan PKB, dan saya yakin semua bertemu di kata kunci pak Anies, gitu kan," ujar HNW, Selasa, 2 Juli.
HNW menilai, semua parpol termasuk PKB tentu ingin calon yang diusungnya menang. Menurutnya, PKB setuju wakil gubernur dari PKS asalkan Anies tak dijadikan kader.
"Tentu semuanya juga ingin menang gitu kan, dan pasti PKB tidak ingin koalisi yang tidak menang, dan apalagi menang itu adalah hadirnya AMAN gitu kan. Kemudian salah satu argumen dari kawan-kawan PKB adalah setuju pak Sohibul Iman asalkan pak Anies bukan kader PKS, nah itu kan bisa diambil PKB," kata HNW.
"Jadi bagi kami, ini adalah dinamika yang masih berjalan, tetapi PKS sudah memutuskan dan keputusannya itu satu hal yang sudah dikomunikasikan dengan sangat baik juga dengan pimpinan partai yang lain, dan tentu akan kemudian memungkinkan kami berlayar melanjutkan pencalonan Anies-Sohibul Iman," pungkasnya.