JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) segera mendirikan pusat informasi dan media, juga berupaya mempercepat pemulihan akses internet dan telekomunikasi lainnya di kawasan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Langkah ini dilakukan guna memastikan publik memperoleh informasi yang akurat mulai dari penanganan para pengungsi hingga mempercepat pemulihan pascabencana," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kemkomdigi Prabunindya Revta Revolusi saat memimpin rapat koordinasi bersama para pemangku kepentingan di Larantuka, Minggu 17 November.
Rakor tersebut digelar usai meninjau pos dan lokasi pengungsian terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, seperti disebutkan dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Minggu.
“Sesuai arahan Ibu Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid agar kami semaksimal mungkin melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan sesuai tugas dan fungsi Kemkomdigi, termasuk pendampingan bagi seluruh korban terdampak bencana,” kata Prabu, dilansir Antara.
Berdasarkan hasil tinjauan secara langsung di lapangan, Prabu memaparkan bahwa selain mendirikan pusat informasi dan media, pemulihan akses komunikasi dan telekomunikasi juga mendesak untuk dilakukan. Penguatan sinyal, akses internet dan data, hingga penambahan bandwidth (pita lebar) dikatakan Prabu sangat diperlukan dalam kondisi krisis bencana.
"Jadi, selain komunikasi publik, maka infrastruktur telekomunikasi juga menjadi prioritas Kemkomdigi. Dalam kondisi kritis seperti ini pertukaran informasi yang cepat dan akurat sangat diperlukan, jangan sampai terhambat,” ujar Prabu.
Kemkomdigi sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti BAKTI Kemkomdigi, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI), operator seluler, hingga Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Flores Timur, untuk segera melakukan langkah-langkah percepatan pemulihan akses komunikasi serta telekomunikasi.
“Akses internet sangat dibutuhkan, karena bukan hanya untuk akses informasi tapi juga sosialisasi, pendidikan hingga hiburan bisa diberikan kepada para korban terutama anak-anak,” kata Prabu melanjutkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Flores Timur Heronimus Lamawuran menuturkan hingga Minggu 17 November, terdapat 12.987 jiwa pengungsi di enam posko lapangan. Setiap posko memiliki tantangan komunikasi akibat kapasitas jaringan yang terbatas.
“Akibat erupsi, beberapa sarana telekomunikasi terdampak serius, termasuk Base Transceiver Station (BTS) dan tower milik BAKTI, yang menyebabkan kualitas jaringan naik-turun. Dari total 13 menara BTS yang tersedia, hanya empat menara yang beroperasi secara maksimal sementara yang lainnya tidak stabil akibat pasokan listrik yang juga tidak stabil,” tutur Heronimus.
Kepala Bidang Penyelenggaraan e-Goverment Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Flores Timur Petrus Robby Tulus menambahkan bahwa kondisi pengungsian dengan penumpukan massa turut menambah beban pada jaringan dan menyebabkan lalu lintasnya penuh. Kondisi itu menjadikan layanan komunikasi tidak memadai.
Oleh sebab itu, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Flores Timur berharap operator seluler yang beroperasi di lokasi, segera menguatkan jaringan khususnya di dua desa utama, Desa Konga dan Bolumatang. Dari 32 unit perangkat akses internet BAKTI, satu rusak dan 31 lainnya mengalami gangguan dan terpaksa dimatikan.
BACA JUGA:
Robby juga mengatakan delapan unit perangkat akses internet sudah diberikan kepada enam posko, namun, kapasitasnya perlu ditambah.
Gunung Api Lewotobi Laki-Laki yang berada di Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, NTT erupsi pada Minggu 3 November pukul 23.56 WIT.
Hingga kini erupsi susulan masih terjadi dengan besaran fluktuatif. Akibat erupsi itu, 12.987 jiwa mengungsi dan kini terkonsentrasi di enam posko lapangan. Jalan nasional yang menghubungkan Larantuka, Lewotobi dan Maumere di radius 7 kilometer dari puncak Lewotobi Laki-Laki juga ditutup dan tidak bisa dilalui.