JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid membalas pendapat Waketum NasDem Ahmad Ali yang menyebut ceruk suara Anies Baswedan ada di kalangan Islam konservatif. Menurut HNW, NasDem juga mendapat keuntungan dari suara Anies saat mendukungnya di Pilpres 2024 lalu.
"Faktanya adalah pemilih beliau (Anies) bukan hanya komunitas islam saja kan, dan di Jakarta NasDem suaranya naik, dari 7 kursi menjadi 10 kursi. Dan itu artinya bahwa NasDem juga mendapatkan keuntungan suara pak Anies," ujar HNW, Senin, 22 Juli.
HNW pun membantah jika Anies dikatakan identik PKS. Begitu juga sebaliknya jika PKS identik dengan Anies. Sebab kata dia, PKB malah yang paling diuntungkan saat mendukung Anies di Pilpres 2024 lalu.
"PKS identik dengan pak Anies tidak sepenuhnya betul kalau kita ukurnya adalah pada pilpres di Jakarta. Suara PKB justru naik 100 persen di DPRD, dari 5 kursi jadi 10 kursi. Untuk DPR RI naiknya 200 persen, dari 0 kursi menjadi 2 kursi. Suara PKS malah stagnan, sama," ungkap HNW.
"Artinya, sering orang mengatakan kenapa harus Anies-Imin? Kan pemilih Anies identik dengan pemilih PKS, pemilih PKS identik dengan pemilih Anies, kalau itu benar seharusnya yang semakin banyak itu PKS. Tapi nyatanya yang nambah banyak di Jakarta justru PKB. Dari 5 kursi DPRD menjadi 10 kursi, PKS dari 16 kursi hanya menjadi 18 kursi. Nambah hanya dua, PKB naiknya seratus persen naik," sambung Wakil ketua MPR itu.
Karena itu, HNW menilai, wacana yang mengesankan massa Anies adalah massa PKS, salah. Justru NasDem, kata dia, kursinya bertambah dari 7 menjadi 10 kursi.
"Massa pendukung PKB kalau secara kategorial kan dikatakan bahwa Pak Anies tuh Islam Modernis. Sementara PKB Islam Tradisionalis, kan gitu. Ternyata pemilih PKS sering disebut Islam Modernis juga. Jadi ternyata pemilih Islam Modernis kalau datanya Anies dan PKS ternyata dalam konteks DPR Pusat nggak nambah, tapi untuk pemilih Islam Tradisionalis nambah DPRD-nya untuk PKS nambah hanya 2 kursi, sementara untuk PKB nambah 5 kursi," pungkasnya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Waketum NasDem Ahmad Ali menilai ceruk pemilih Anies Baswedan-Sohibul Iman adalah sama-sama kalangan Islam konservatif atau sayap kanan. Namun, Sohibul memiliki pendapat berbeda. Menurut Wakil Ketua Majelis Syuro PKS itu, habitat Anies sebetulnya bukanlah di partai Islam.
"Anies tidak memiliki partai, nah saya berharap kemudian tidak mengikuti arus keinginan pemilik-pemilik partai tapi dia lebih pada concern melihat jangka waktu ke depannya," kata Ali, Minggu, 14 Juli.
Ali menyinggung peristiwa Pilgub DKI 2017. Menurutnya, saat itu Anies dalam posisi terjebak dengan kepentingan partai.
"Peristiwa politik 2017 sampai hari ini masih membekas, saya pun orang yang mengenal Anies jadi kaget ketika tiba-tiba Anies itu disematkan menjadi orang yang sangat tidak atau orang intoleran karena saya mengenal Anies secara baik sejak dulu," kata Ali.
"Tapi kemudian dia ketika pas di DKI kemudian dia tersematkan dengan hal itu (intoleransi), dengan tuduhan-tuduhan yang menurut saya jauh dari fakta. Karena apa, karena terjebak. Nah, saya khawatir kemudian Anies yang pemilihnya ceruknya Islam cenderung kanan dan juga berpasangan yang sama ceruknya," imbuhnya.