JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi salah satu pembicara dalam Zero Carbon City International Forum, yang diselenggarakan Institute For Global Environmental Strategies (IGES) secara daring.
Lewat akun twitternya, Anies menyampaikan target kota yang dia pimpin dalam menekan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 50 persen pada 2030, hingga mencapai 0 persen emisi pada 2050.
"Kami sampaikan (target) dalam Zero Carbon City International Forum, tadi malam, 17 Maret," kata Anies pada @aniesbaswedan, Kamis, 18 Maret.
Komitmen Jakarta menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 50% pada tahun 2030, hingga mencapai nol emisi pada tahun 2050, kami sampaikan dalam Zero Carbon City International Forum, tadi malam (17/3).#ZeroCarbonCity#JakartaLangitBiru#ClimateAction https://t.co/ctI608RzVK pic.twitter.com/LvntUQYvjt
— Anies Baswedan (@aniesbaswedan) March 18, 2021
Netizen pun memberikan beragam komentar untuk postingan Anies tersebut. Ada yang bertanya soal komitmen Anies pada janji rumah down payment Rp0 persen yang kini terganjal hukum. Ada pula yang mendoakan Anies agar sukses dalam menata Jakarta.
"Program rumah dp 0% gimana Nies? Janji kampanye katanya buat rakyat kecil xixixi Gaji 14 jt mah mereka emg mampu nyicil rumah/ Anti ya nerusin programnya BTP (Basuki Tjahaja Purnama-Ahok) sewa murah rusunawa buat rakyat kecil??? Ntar kayak program normalisasi vs naturalisasi hahaha," cuit netizen, @knugro****
"Semoga dgn bersihnya langit jakarta dan bebas polusi, bisa dgn lebih mudah mencari lahan 70 ha yg hilang. Amin," @danarac****
"MR ZERO semua serba ZERO ZERO & ZERO," sindir @ibam_suw****
"Yg penghasilan 14 juta dapat rumah dp 0. Yg penghasilan 4 juta dapat payung dan gayung ya om tanpa DP," @Badai****
Dalam forum internasional yang juga dihadiri Wali Kota Yokohama, Jepang, serta perwakilan berbagai kota di dunia tersebut, Anies memamerkan sejumlah penghargaan yang ia raih beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:
Dalam sambutannya, Anies menjelaskan saat ini Jakarta tengah berusaha mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 50 persen pada tahun 2030, hingga mencapai nol emisi pada tahun 2050.
“Jakarta tengah bekerja menunaikan komitmennya untuk menjadi kota berketahanan, dan kini kami telah menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen. Ini akan terus kami kerjakan hingga target tersebut terpenuhi, bahkan terlampaui,” kata Anies dalam forum tersebut, Rabu, 17 Maret.
Anies membeberkan upaya mengurangi gas emisi yang dilakukan. Ia membentuk gugus tugas iklim pada tahun 2020, yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan antara lain lembaga publik, entitas swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan universitas.
Sementara Dalam Kepgub yang diteken pada 10 Juni 2020 tersebut, Anies menaikkan batas penghasilan tertinggi penerima fasilitas pembiayaan kredit rumah tanpa down payment (DP).
Mulanya, batas penghasilan tertinggi keluarga yang boleh mengajukan kepemilikan rumah DP Rp0 sebesar Rp7 juta. Kini, keluarga yang penghasilannya mencapai Rp14,8 juta dibolehkan untuk melakukan pengajuan tersebut.
Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman DKI, Sarjoko membenarkan hal ini. "Perubahan itu sudah lama. Ada dalam kepgub berapa, begitu. Batasan penghasilan tertinggi penerima program DP Rp0, yang semula Rp7 juta menjadi Rp14,8 juta," kata Sarjoko pada Minggu, 14 Maret.
Sarjoko bilang, alasan pelonggaran batas minimal penghasilan warga DKI yang ingin memiliki unit rumah susun ini untuk memperbanyak target pasar. Sehingga, lebih banyak juga perusahaan swasta yang ingin bekerja sama membangun rumah DP Rp0 di lokasi lain.
Selain itu, Anies juga memangkas target pembangunan rumah susun sederhana milik (rusunami) yang didalamnya terdapat rumah DP Rp0, dari awalnya 232.214 unit menjadi 10.460 unit.
Saat dikonfirmasi, Rabu, 17 Maret hari ini Anies enggan menjelaskan lebih lanjut soal kenaikan ini. "Nanti, satu-satu saja dulu, ya," kata Anies setelah menghadiri acara pengukuhan Pengurus Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Balai Kota, Jakarta Pusat.