Bagikan:

JAKARTA - Badai Beryl yang mendekati Jamaika meratakan rumah-rumah dan menghancurkan lahan pertanian di pulau-pulau kecil di Karibia timur. Badai menewaskan tujuh orang.

PM Grenada, negara kepulauan Karibia, Dikcon Mitchell, menyebut badai Beryl bak "Armageddon”. Badai tersebut memiliki kecepatan angin maksimum 230 kilometer.

"Beryl diperkirakan akan membawa angin yang mengancam keselamatan dan gelombang badai ke Jamaika pada Rabu dan Kepulauan Cayman pada Rabu malam dan Kamis," kata pusat badai dalam peringatan dilansir Reuters, Rabu, 3 Juli.

Di ibu kota, Kingston, mobil-mobil mengantre di pompa bensin ketika orang-orang membawa wadah tambahan untuk diisi bahan bakar. Warga menimbun air dan persediaan penting lainnya serta menutup toko dan rumah.

Kondisi wilayah kepulauan Karibia usai diterjang Badai Beryl/FOTO via Instagram PM Saint Vincent dan Grenadine, Karibia, Ralph E Gonsalves @comraderalph

“Ya, saat ini (kami) mengkhawatirkan badai tersebut. Anda tahu, ini Kategori 5, dan di Jamaika orang-orang khawatir dan selalu berbelanja dan membeli barang-barang seperti di toko ini,” kata Andre, seorang penjual di toko lokal.