JAKARTA - Istri mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Iis Rosita Dewi mengaku diberi uang 50 ribu dolar Amerika Serikat (AS) beberapa hari sebelum berangkat ke Hawaii.
Pemberian uang itu terungkap saat jaksa penuntut umum (JPU) mempertanyakan soal pemberian uang dari Edhy Prabowo kepada Iis. Pertanyaan itu langsung diamini.
"Sebelum berangkat pak Edhy menyerahkan uang ke saksi?" tanya jaksa dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu, 17 Maret.
"Saya lupa sehari sebelumnya atau dua hari sebelumnya. Tapi sebelum berangkat, di rumah pak Edhy menyerahkan USD 50 ribu, uang tunai kepada saya," jawab Iis.
Jaksa lantas menyinggung soal penggunaan uang tersebut. Iis menjawab uang itu digunakan untuk berbelanja.
Bahkan, uang itu juga digunakan untuk membeli jam Rolex. Tapi jam itu diperuntukan bagi orangtuanya sebagai hadiah ulang tahun.
"Ketika saya di Los Angeles, saya masuk ke toko Rolex, itu sengaja saya meniatkan (membeli) itu karena untuk hadiah ulang tahun ibu saya, (jam) yang silver gold harganya sekitar 18 ribu (dolar AS), itu dari uang tunai yang dipegang saya," papar Iis.
Selain itu, Iis juga sempat berbelanja di beberapa toko busana milik desainer Salvatore Ferragamo, Calvin Klein, maupun Hermes.
Tapi di toko Salvatore Ferragamo dan Calvin Klein, ia menyebut hanya membeli barang-barang diskonan. Sebab, barang yang dibelinya diperuntukan sebagai hadiah rekannya.
"Saya beli untuk kado buat temen-temen juga, itu saya beli dua sweater harganya sekitar, duanya itu 500 USD," kata dia.
"Seingat saya karena memang sedang sale akhir tahun, seingat saya mungkin tidak sampai 1000 USD, mungkin sekitar 300 sampai 500 USD belanja di situ," sambung dia.
BACA JUGA:
Sementara di toko Hermes, Iis berbelanja tas seharga sebesar 2.600 dolar AS. Kemudian, ia juga membeli syal. Tapi Iis tak mengingat jelas harganya syal tersebut. Hanya saja, jika ditotal dua barang itu seharga 7.100 dolar AS,
Namun, barang belanjaannya itu tidak menggunakan uang yang diberikan oleh Eddy. Melainkan, menggunakan kartu kredit BNI Emerald milik Plt Dirjen Perikanan Tangkap KKP, Muhammad Zaini Hanafi.
"Ketika saya ke kasir, saya akan membayar, kemudian Pak Zaini menyerahkan langsung kartunya. Jadi saya sudah mau bayar, dan saya saat itu melihat ada Pak Edhy, dan Pak Edhy, suami saya, bicara ke saya, 'Nggak papa Mah, karena uang tunai itu yang ada di Mamah saya masih perlu untuk bayar-bayar yang lain. Nanti kita tagih di tanah air," papar Iis.