JAKARTA - Petahana Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan mantan presiden Donald Trump saling serang soal kebijakan imigrasi, menyoroti masalah di perbatasan negara itu.
Calon presiden dari Partai Demokrat dan Partai Republik itu beradu argumen dalam debat pemilihan presiden yang digelar oleh CNN di studio Atlanta, Georgia, Kamis malam.
Presiden Joe Biden mengatakan, pemerintahannya bekerja sangat keras untuk mendapatkan perjanjian perbatasan bipartisan dengan Kongres, mengkritik tindakan Trump terkait imigrasi selama masa jabatannya.
"Kita berada dalam situasi di mana ketika ia menjadi presiden, ia mengambil, memisahkan, bayi dari ibu mereka, menempatkan mereka di dalam kandang, memastikan bahwa keluarga mereka dipisahkan. Itu bukan cara yang tepat," kata Presiden Biden, melansir CNN 28 Juni.
Trump membalas dengan mengklaim, menjelang akhir pemerintahannya, negara tersebut memiliki "perbatasan teraman dalam sejarah dalam beberapa bulan terakhir."
Ia juga mengulangi klaim, "jumlah teroris terbesar" dari seluruh dunia "datang ke negara kita saat ini".
"Sekarang kita memiliki perbatasan terburuk dalam sejarah. Tidak pernah ada yang seperti ini, dan orang-orang meninggal di mana-mana," kritik Trump.
Dalam beberapa bulan pertama masa jabatannya, kebijakan imigrasi Presiden Biden difokuskan pada pembalikan aturan dan janji era Trump.
Hampir segera setelah menjabat, Presiden Biden menandatangani perintah eksekutif yang membatalkan perluasan penegakan imigrasi Trump, membalikkan pembatasan Trump terhadap masuknya pemegang paspor dari tujuh negara mayoritas Muslim ke Negeri Paman Sam dan menghentikan pembangunan tembok perbatasan.
Kebijakannya telah menunjukkan bagaimana Biden mencoba untuk bersikap hati-hati, berupaya untuk menurunkan jumlah penyeberangan migran sambil menjanjikan beberapa perlindungan bagi imigran tidak berdokumen, yang telah berada di Amerika Serikat selama bertahun-tahun dan membangun keluarga serta karier.
BACA JUGA:
Di tengah penyeberangan migran yang besar dan beberapa kritik bipartisan atas kebijakan imigrasinya, Presiden Biden telah mengambil langkah-langkah yang membuat marah beberapa aktivis hak imigrasi.
Pada awal Juni, Biden menerapkan otoritas yang melarang migran yang melintasi perbatasan AS-Meksiko secara ilegal untuk mencari suaka setelah ambang batas harian terpenuhi, sebuah upaya signifikan oleh presiden untuk mengatasi secara langsung salah satu kerentanan politik terbesarnya.
Tindakan eksekutif itu dilakukan setelah tindakan bipartisan terkait perbatasan gagal awal tahun ini.
Belakangan, Biden mengumumkan tindakan eksekutif lain yang mengizinkan pasangan dan anak-anak warga negara AS yang tidak berdokumen untuk mengajukan permohonan status penduduk tetap yang sah tanpa harus meninggalkan negara itu.