JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui jika dirinya memikul 'sebagian besar tanggung jawab' atas kerusuhan yang terjadi di Gedung Capitol Hill, AS pada pekan lalu. Hal itu diungkapkan pemimpin Partai Republik, Kevin McCarthy di Kongres.
Kepada para anggota kongres Dewan Perwakilan AS, dengan membagikan isi percakapan telepon dirinya dengan Trump. Kebanyakan anggota Partai Republik itu masih terbagi dalam kubu yang berbeda mengenai penyerbuan Capitol, kata narasumber.
"Saya sudah yakinkan kepada presiden. Beliau bertanggung jawab atas kata-katanya dan sikapnya," kata McCarthy, dikutip dari pernyataan salah satu sumber di Reuters, Selasa, 12 Januari
"Saya bertanya secara personal kepada beliau apakah beliau memegang tanggung jawab atas apa yang terjadi, apakah beliau merasa prihatin dengan apa yang terjadi. Beliau mengatakan kepada saya bahwa beliau bertanggung jawab sebagian atas hal yang terjadi."
McCarthy juga menyebut bahwa ia meminta Trump untuk menelepon Biden, dengan menirukan ucapannya kepada Trump: "Saya meminta Anda secara personal. Teleponlah Joe Biden. Demi bangsa ini."
BACA JUGA:
Salahkan Kelompok Antifa
Dilaporkan media Axios, aksi penyerbuan ke Gedung Capitol Hill dilakukan oleh orang-orang kelompok anti Fasis (antifa). Trump menyatakan tudingan dalam pembicaraan telepon selama 30 menit lebih dengan Kevin McCarthy.
Dalam percakapan McCarthy juga sempat mengatakan kepada Trump bahwa "Mereka bukan Antifa, melainkan MAGA (Make America Great Again, slogan Trump --merujuk pada para pendukungnya, red). Saya mengetahuinya. Saya ada di sana." sebagaimana dirangkum dari Reuters.
Seperti diketahui, pekan lalu, ribuan massa pendukung Trump menerobos Gedung Kongres AS sehingga memaksa para anggota kongres--yang tengah melakukan proses pengesahan kemenangan Joe Biden dalam pemilu--untuk bersembunyi menyelamatkan diri.
Peristiwa kekerasan terjadi sesaat setelah Trump meminta para pendukungnya untuk melakukan mars ke Gedung Capitol ketika mereka berunjuk rasa di mana Trump kembali menyatakan klaim keliru bahwa dirinya dicurangi dalam pemilu.
Usai peristiwa tersebut, Trump awalnya menolak seruan agar dirinya mengutuk aksi itu dan mengulang lagi klaim soal kecurangan pemilu, serta menyebut bahwa pendukungnya yang terlibat penyerbuan Gedung Kongres itu "sangat spesial."
Sehari kemudian, Trump menyebut kekerasan dalam aksi itu sebagai "sebuah serangan yang mengerikan" dan berjanji untuk bekerja agar terjadi pemindahan kekuasaan yang lancar walaupun ia belum juga mengakui kekalahannya dalam pemilu.