Bagikan:

JAKARTA - Pejabat kelompok militan Palestina Hamas membantah laporan yang menyebutkan kantor biro politik mereka akan angkat kaki dari Qatar dan pindah Baghdad, Irak.

"Tidak ada kebenaran dari apa yang dilaporkan Sky News Arabia, mengutip The National, tentang Hamas berencana untuk meninggalkan Qatar dan menuju ke Irak," kata Izzat al-Rishq, anggota biro politik, dalam sebuah pernyataan di akun Telegram-nya, melansir Anadolu 25 Juni.

Sebelumnya, The National News melaporkan pada Hari Senin, Hamas berencana untuk meninggalkan Qatar menuju Irak, karena tekanan dari Doha dan Amerika Serikat meningkat pada para pemimpin politik kelompok itu, terkait dengan fleksibilitas dalam perundingan gencatan senjata konflik dengan Israel di Gaza.

Seorang sumber mengatakan kepada The National News, Pemerintah Irak menyetujui langkah tersebut bulan lalu, sementara Iran akan bertanggung jawab untuk melindungi para pemimpin, kantor dan personel Hamas di Baghdad.

Lebih jauh dikatakan, langkah tersebut dibahas bulan lalu oleh pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh dan perwakilan dari Pemerintah Irak dan Iran. Pembicaraan tersebut dikonfirmasi oleh seorang anggota parlemen senior Irak dan pemimpin sebuah partai politik yang memiliki hubungan dekat dengan kelompok bersenjata yang didukung Iran.

Kepindahan potensial tersebut juga ditinjau secara terpisah bulan lalu oleh Haniyeh dan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al Sudani, yang berbicara melalui telepon, kata anggota parlemen senior Irak tersebut.

"Tidak ada konsensus di antara kelompok-kelompok politik Irak mengenai kepindahan Hamas ke Baghdad," kata anggota parlemen senior Irak tersebut kepada The National News.

"Sebagian pihak, terutama suku Kurdi dan sebagian Sunni, khawatir hal itu akan memperdalam perbedaan dengan Amerika Serikat. Namun, meskipun tidak ada konsensus, keputusan pemerintah untuk menampung Hamas tidak akan dibatalkan," lanjutnya.

Anggota parlemen Irak dan pemimpin politik tersebut mengatakan, Baghdad menyambut baik gagasan Hamas untuk mempertahankan kehadirannya di Irak. Para pemimpin kelompok tersebut belum menetapkan tanggal pemindahan, kata mereka.

Sumber-sumber mengatakan, tim keamanan dan logistik Hamas telah melakukan perjalanan ke Baghdad utnuk mengawasi persiapan pemindahan tersebut, sementara beberapa perwakilan akan tetap ada di Qatar.

Hamas bulan ini membuka kantor politik, yang dipimpin oleh pejabat senior Mohammed Al Hafy, di Baghdad, kata mereka. Ada rencana bagi kelompok tersebut untuk membuka kantor media di kota tersebut dalam beberapa minggu mendatang. Pemerintah Irak tidak menanggapi permintaan komentar.

Diketahui, dimediasi oleh Mesir, Qatar dan AS, Israel dan Hamas telah terlibat dalam perundingan tidak langsung yang macet selama berbulan-bulan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.