Pertama di Dunia, Kota Ini Mengukur Emisi CO2 Para Turisnya
Valencia. (Wikimedia Commons/Aktron)

Bagikan:

JAKARTA - Untuk pertama kalinya di dunia, ada kota yang mengukur tingkat emisi CO2 para turis yang datang. Kota tersebut adalah, Valencia.

Memiliki pengunjung tahunan yang rata-rata mencapai 2 juta orang, kota terbesar ke tiga di Spanyol ini mengambil langkah pelestarian lingkungan, dengan mengurangi jejak karbon yang ditinggalkan wisatawan.

Kota tersebut membuat laporan yang menemukan, turis menyumbang 1,3 juta ton emisi karbon, melansir Euronews. Diharapkan hal ini akan menjadi preseden yang berharga secara global, dalam menyediakan referensi bersertifikat untuk proyek sejenis di masa mendatang.

Laporan yang dibuat hasil kolaborasi antara VisitValencia dan Global Omnium, membagi sumber emisi gas rumah kaca terkait pariwisata menjadi sepuluh kategori. 

valencia
Orang lebih memilih berjalan kaki di Valencia. (Wikimedia Commons/El fosilmaníaco)

Ini termasuk transportasi ke dan dari kota, akomodasi, restoran populer, tempat rekreasi, pengolahan limbah, pengelolaan air atau infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung masuknya orang.

Menariknya, 81 persen semua emisi berasal dari orang-orang yang bepergian ke kota melalui pesawat terbang dan mobil. Begitu sampai di kota, transportasi hanya menyumbang kurang dari 1 persen. Ini bisa jadi karena Valencia telah menerapkan jalan kaki dan bersepeda dalam perencanaan kota mereka. 

Pada tahun 2019 telah berhasil membuat 10 jalur pejalan kaki di plaza kota, serta tujuh jalur pejalan kaki lainnya di jalur pipa. Kota ini juga memiliki jalur sepeda sepanjang 150 kilometer dan 40 jalur sepeda prioritas.

Valencia mengakui bahwa mereka masih harus menempuh jalan panjang untuk mengurangi dampak lingkungan sebagai tujuan pariwisata yang berkembang. Mereka menargetkan pariwisata bebas karbon pada tahun 2025, termasuk meningkatkan kawasan alaminya. Valencia sudah memiliki taman seluas dua juta meter persegi, seperti Taman Turia Riverside.

valencia
Salah satu sudut Kota Valencia. (Wikimedia Commons/Jorge Franganillo)

Ada juga aspirasi kota untuk menciptakan sistem transportasi listrik. Beberapa penelitian menunjukkan, meskipun daerah pegunungan memberikan keajaiban bagi keanekaragaman hayati di sebagian besar Eropa, mereka berada dalam tingkat kemiskinan energi yang dapat menghambat kemajuan seperti ini.

Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) percaya bahwa emisi dari transportasi pariwisata diharapkan menyumbang 5,3 persen dari semua CO2 buatan manusia pada tahun 2030. Jelas bahwa kontribusi substansial perjalanan terhadap PDB pada tingkat global perlu memperhitungkan hal ini.

Solusinya? Beralih ke skenario di mana setiap negara bekerja untuk melampaui target keberlanjutan yang ditetapkan untuk mereka terkait transportasi dan konsumsi barang dan jasa.

Selain itu, National Geographic mengidentifikasi 'tiga pilar pariwisata berkelanjutan' yang penting untuk membuat ini berhasil bagi semua orang. Menerapkan praktik ramah lingkungan, Melindungi warisan budaya dan alam dan Memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang nyata bagi masyarakat lokal.