Bagikan:

JAKARTA - Terkenal dengan keindahan alam, bawah laut, budaya, hingga makanan dan sejarahnya. Zanzibar yang merupakan wilayah semi otonom di Tanzania, Afrika, menjadi salah satu tujuan wisata favorit di dunia.

Tak hanya wisatawan Asia dan Afrika, mereka yang berasal dari Eropa bahkan Amerika yang lebih jauh pun, juga menyambangi Zanzibar untuk menikmati wisata di sini yang terkenal.

Bahkan, Zanzibar tetap populer di kalangan turis meskipun ada pandemi virus corona. Pada November 2020, hampir 30 ribu turis Eropa menyambangi Zanzibar untuk liburan.

Sayangnya, maraknya wisatawan diikuti dengan pelanggaran yang dilakukan wisatawan asing. Umumnya pelanggaran terkait dengan norma kesopanan di muka umum. 

Wisatawan telah diperingatkan untuk tidak mengenakan pakaian minim saat menjelajahi Pulau Zanzibar. Kode etik Zanzibar untuk pengunjung, tercantum di bagian Tips Perjalanan di situs web pariwisata resmi negara. Melarang mereka mengenakan pakaian renang dan pakaian minim di tempat umum kecuali di hotel dan tempat resor.

zanzibar
Tur Lumba-lumba di Zanzibar. (Wikimedia Commons/Prof. Chen Hualin)

"Mengonsumsi alkohol di tempat umum dapat menyinggung penghuni. Ketelanjangan di pantai tidak diperbolehkan. Berciuman di depan umum atau menunjukkan kemesraan bukanlah kebiasaan di Zanzibar," sebut otoritas setempat melansir CNN.

Menariknya, denda dan hukuman yang dijatuhkan bukan ditujukan ke wisatawan, melainkan ke operator tur dan pemandu wisata.

Menteri Pariwisata Zanzibar Lela Muhamed Mussa mengatakan, insiden ketelanjangan publik baru-baru ini telah mendorongnya untuk mengulangi aturan yang, jika dilanggar dapat dikenakan denda hingga 2 ribu dolar AS.

"Saat ini banyak turis di Zanzibar terlihat telanjang bulat di tempat umum," kata Mussa.

Lebih jauh ia menerangkan, turis akan dibebaskan dari denda karena itu adalah tanggung jawab pemandu wisata dan operator, untuk memastikan kode etik yang sudah lama diberlakukan.

"Jika Anda seorang pemandu wisata dan Anda memiliki turis yang berpakaian tidak senonoh di tempat umum, Anda akan didenda antara 700 dolar AS hingga 1.000 dolar AS, tergantung pada tingkat keparahan masalah," katanya.

"Seorang operator yang ditemukan di tempat umum dengan turis berpakaian minim akan dihukum antara 1.000 dolar AS hingga 2.000 dolar AS. Kami menghormati perbedaan yang kami miliki dari berbagai negara dan orang yang berbeda, tetapi merupakan tanggung jawab pengunjung untuk memahami praktik budaya dan kode etik Zanzibar sebelum mereka datang ke negara itu," tegasnya.

zanzibar
Salah satu sudut Zanzibar. (Wikimedia Commons/Rod Waddington)

Sementara pakaian renang umumnya dipandang dapat diterima oleh wisatawan yang mengunjungi pantai-pantai populer di pulau itu, kode pakaian yang lebih konservatif berlaku di tempat lain di Zanzibar.

"Saat berada di tempat umum di sini, di Zanzibar, turis harus menutupi tubuh mereka, dari bahu hingga bagian bawah perut dan hingga lutut," dipaparkannya 

"Tidak ada yang baru di sini. Itu hanya pengingat akan hukum yang ada. Tidak ada yang keberatan," imbuh Mussa.

Sementara itu, pengacara lokal veteran Fatma Karume mengatakan, pernyataan Mussa tentang kode pakaian tidak akan banyak membantu pariwisata di Zanzibar.

Ditegaskannya, sebagian besar pengunjung memperhatikan tradisi lokal ketika menjelajahi daerah-daerah seperti Kota Batu, distrik bersejarah yang populer dengan banyak masjid.

"Ini bukan norma. Kami sudah menjadi tujuan wisata selama beberapa dekade. Kebanyakan turis yang datang ke Zanzibar menghormati budayanya," tutur Karume.

"Apa yang saya lihat adalah sebagian besar turis menutupi diri mereka dengan syal saat mengenakan celana pendek. Saya belum pernah melihat turis berjalan-jalan di sekitar Kota Batu dengan bikini. Tentu saja, di pantai, mereka memakai bikini, tidak ada yang keberatan," tandasnya.