Wow, Peneliti Spanyol Temukan Energi Alternatif untuk Baterai dari Udang
Limbah kulit udang ternyata bisa daur ulang untuk menghasilkan energi alternatif. (introspectivedsgn/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Memiliki sumber energi terbarukan sangat penting saat ini. Matahari dan angin banyak digunakan, namun tergantung pada cuaca. Salah satu sumber energi cadangan atau alternatif adalah baterai. 

Namun, baterai memiliki kandungan bahan-bahan yang tidak mudah didapat atau ditemukan sehari-hari, sebagai sumber energinya. Padahal, baterai merupakan salah satu solusi untuk mencegah pemborosan energi.

Nah, baru-baru ini sebuah proyek yang dipimpin peneliti Spanyol Francisco Martin-Martinez, bersama para ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), berhasil menemukan bahan baru yang inovatif untuk membuat baterai.  

Bahan baru yang inovatif tersebut adalah, kitin yang berasal dari cangkang udang dan diekstraksi, untuk menghasilkan elektroda guna membentuk baterai aliran vanadium.

ilustrasi udang
Ilustrasi udang. (@arinaertman/Unsplash)

"Kami mengusulkan untuk memproduksi elektroda baterai aliran vanadium ini dari kitin, bahan dari kulit udang, yang, selain karbon, mengandung nitrogen," jelas Martinez yang merupakan Insinyur Kimia.

"Kitin adalah polisakarida, mirip dengan selulosa, yang ditemukan di exoskeleton krustasea dan serangga," lanjut penulis utama studi ini. 

Penelitian yang dipublikasikan di 'ACS Sustainable Chemistry & Engineering' tersebut menyimpulkan, cangkang udang dapat digunakan untuk membuat baterai yang menyimpan banyak energi alternatif tanpa menjadi terlalu mahal.

"Baterai aliran redoks vanadium, tidak seperti baterai litium yang digunakan dalam industri otomotif. Tidak memberikan kepadatan energi yang tinggi, tetapi menyediakan penyimpanan energi dalam jumlah besar dengan biaya rendah, yang membuatnya ideal untuk menyimpan energi dari sumber terbarukan, seperti matahari dan angin listrik, yang produksi energinya terputus-putus," paparnya.

Membuat baterai dari limbah makanan juga dapat memberikan cara yang berkelanjutan untuk menghemat energi ini tanpa masalah sumber lithium. 

"Jelas, ada elektroda karbon yang dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik, tetapi kunci dari proyek ini adalah menghasilkan elektroda semacam itu dari bahan limbah, dalam hal ini kitin dari kulit udang," pungkasnya.