Bagikan:

JAKARTA - Koalisi Advokasi HKI Juanda Depok melakukan pertemuan dengan Rektorat Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) untuk membahas masalah Gereja yang terancam digusur karena berdiri di atas lahan kampus. Pertemuan tersebut difasilitasi oleh Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) bersama Gusdurian. 

Pihak HKI dan PGI berharap Gusdurian bisa menjembatani pertemuan dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan mantan Wapres Jusuf Kalla selalu Ketua Majelis Wali Amanah UIII. Pasalnya, HKI dan PGI sudah berkirim surat ke Kemenag hingga Staf Kepresidenan terkait persoalan Gereja, namun tidak ada respons. 

Bahkan, pihak HKI dan PGI sudah mengadu kepada DPR. Tetapi upaya tersebut belum mendapat hasil. 

Anggota Bidang Advokasi Keadilan & Perdamaian PGI, Juandi Gultom sampai mengaku heran Menag Yaqut bersikap cuek dengan masalah Gereja HKI Juanda. Padahal, kata dia, biasanya Ketum GP Ansor itu selalu responsif menyelesaikan masalah gereja. 

"Semua sudah kita lakukan, komunikasi DPR melalui teman-teman jaringan partai tapi nggak berjalan. Kita bingung dengan Menag (Yaqut, red), biasanya dia agak responsif kalau masalah gereja ini, tapi kenapa untuk HKI agak sepertinya menutup diri?," ujar Juandi kepada VOI, Kamis, 6 Juni. 

"Makanya kami ingin munculkan ke media, HKI ingin komunikasi ke menteri agama, gitu aja, supaya beliau dengar. Semua kemungkinan, jejaring yang kami punya sudah digunakan, tapi ya begitulah," tambahnya.

Sebelumnya, pihak HKI dan PGI berharap, bisa bertemu dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Majelis Wali Amanah UIII Jusuf Kalla. PGI berharap, keduanya membuka ruang komunikasi agar ada solusi terkait masalah Gereja HKI Juanda yang terancam digusur akibat pembangunan kampus UIII di Depok. 

"Kami melihat keputusan tertinggi terkait keberadaan HKI di kompleks kampus UIII keputusannya ada di menteri agama. Kemudian kami melihat di struktur organisasinya ada pak Jusuf Kalla sebagai ketua dewan pembina yayasannya. Kami berharap sebetulnya menteri agama membuka ruang kepada HKI Juanda untuk berkonsultasi, berkomunikasi, bertemu lah dengan pak JK juga," ujar Juandi.

Juandi mengungkapkan, HKI Juanda sudah menyampaikan surat sejak lama ke menteri agama, sekretaris kementerian dan juga kepala staf kepresidenan. Namun, surat tersebut tidak ada yang ditanggapi. 

"Padahal suratnya susah nyampe. Jadi kita mohon, kita berharap ditanggapi oleh Menteri Agama. Kami nggak tembus-tembus kesana. Jadi kami berharap jejaring dari NU, Gusdurian untuk menembus ke sana," ungkapnya. 

Juandi mengaku bersyukur pihak rektorat UIII menerima audiensi yang diajukan HKI, PGI dan Gusdurian. Dia menjelaskan, pihaknya menginginkan agar keberadaan HKI di komplek kampus UIII bisa dipertahankan. 

Alasannya, pertama, HKI ingin menjaga nama gereja. Kedua, menjaga keberadaan jemaat. 

"HKI di situkan jemaatnya sekitaran sit, memang kalau dia dipindah ke tempat lain itu akan menganggu mobilitas jemaat juga. Karena HKI di tempat tempat lain di Depok itu sudah ada.  Namun kami tadi tidak cukup memuaskan pertemuan dengan pihak rektorat, karena mereka mengatakan bahwasanya hanya pelaksana kebijakan kementerian agama, dan dalam peraturan presiden kampus UIII masuk dalam proyek strategis nasional. Jadi mereka cuma melaksanakan apa yang diamanatkan," jelasnya. 

PGI berharap ada belas kasihan Menteri Agama untuk HKI Juanda untuk mempertahankan Gereja di atas lahan UIII. Dia juga berharap pihak rektorat UIII menyampaikan harapan HKI Juanda ke menteri agama.  

"Inginnya memang kami mendapatkan hasil yang bagus tapi pihak UIII normatif menjawab, pasalnya mereka hanya pelaksana UU, mereka cuma menampung aspirasi dan disampaikan ke menteri (agama). Keputusan dari menteri itu kan hasil dari rekomendasi bapak bapak di bawah. Mereka juga tidak buka ruang bersama," kata Juandi.