JAKARTA - Kachin Independence Army (KIA), sayap militer etnis bersenjata Kachin State, menyerang markas militer Myanmar di Distrik Mohnyin, Negara Bagian Kachin pada Kamis 11 Maret.
Melansir Myanmar Now, KIA menyerang markas militer Myanmar di dekat Desa Sal Zin, sebut Juru Bicara KIA Kolonel Naw Bu.
“Kami tidak tahu detailnya. Tapi komando pusat kami belum mengeluarkan perintah apa pun untuk menyergap kamp militer atau bentrokan di kota-kota," terangnya.
"Sekitar pukul 10 pagi, militer mulai menggunakan jet tempur untuk melakukan serangan balik," tambahnya.
Lebih jauh diterangkan olehnya, dua kamp KIA telah diserang oleh pasukan militer Myanmar di Kota Kutkai, Negara Bagian Shan utara selama sebulan terakhir.
Diketahui, ketegangan antara etnis bersenjata dengan militer Myanmar meningkat, sejak kudeta 1 Februari. Sebelumnya, etnis bersenjata Karen National Union (KNU) dan Restoration Council of Shan State (RCSS) beberapa kali terlibat bentrok dengan militer Myanmar.
Bersama dengan KNU dan RCSS, Kachin State merupakan bagian dari 10 kelompok etnis bersenjata yang menandatangani Perjanjian Gencatan Senjata Nasional (NCA) pada tahun 2015 silam.
Pada 20 Februari, 10 kelompok bersenjata yang telah menandatangani NCA mengumumkan bahwa mereka akan menunda pertemuan politik untuk negosiasi dengan junta.
Pengumuman itu juga mengatakan, kelompok-kelompok itu mendukung Gerakan Pembangkangan Sipil dan bentuk-bentuk perlawanan publik lainnya terhadap kudeta militer dan akan mencari cara untuk mendukung mereka masyarakat.
Sebelumnya, Brigade-1 Karen National Liberation Army (KNLA) yang merupakan sayap bersenjata Karen National Union (KNU), terlibat kontak senjata di Kota Praja Hpa-an, Distrik Thaton pada Selasa lalu.
Juru Bicara KNU Concern Group Naw Sipho Yar Sein mengatakan, ada korban di pihak mereka maupun pihak miiter Myanmar. Ia mengatakan, militer Myanmar melakukan banyak penembakan di Mandalay dan Yangon, karena tidak ada kelompok etnis bersenjata.
BACA JUGA:
"Apa yang dilakukan di kota-kota sekarang lebih karena tidak ada kelompok bersenjata. Faktanya, orang dirugikan dengan tindakan tidak manusiawi," kritiknya seperti melansir burmese.voanews.com.
Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.