Bagikan:

JAKARTA – Eksekusi pengosongan Kampung Bayam, Jakarta Utara berjalan ricuh, Selasa siang, 21 Mei. Menurut Sudir, salah satu warga Kampung Bayam, mengaku pihaknya tidak menerima surat pemberitahuan mengenai pengosongan. Bahkan, kata Sudir, pihaknya justru kaget, dan menduga pihak Jakpro memanggil preman untuk mengeksekusi.

“Saya dapat info cuma dari Satpol PP, kalau keamanan JIS tidak ada. Terus tadi juga saya lihat kayak ada preman-preman,” kata Sudir saat ditemui di lokasi, Selasa, 21 Mei.

Sudir mengaku, saat kejadian dirinya tengah berangkat kerja, kemudian melihat penghuni rusun atau tetangganya tengah ditarik-tarik oleh petugas keamanan JIS (Jakarta Internasional Stadium).

“Saya mau berangkat kerja, tidak tahu ada kejadian begini. Saya pulang ada ibu-ibu juga ditarik, dipaksa. Jadi kita disuruh mengosongkan,” ungkapnya.

Kendati demikian, lanjut Sudir, ia akan tetap tinggal di rusunnya. Karena bagi Sudir, ia memiliki surat kuasa atas rusun tersebut.

“Saya akan tetap tinggal di situ. Kita sudah memiliki SK, nomor unit sudah masing-masing. Sekarang tinggal terima kunci, malah dipersulit sampai saat ini tidak dikasih,” tutupnya.