Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak mau menanggapi soal nasib warga Kampung Bambu, Jakarta Utara, yang tempat tinggalnya dibongkar oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Dalam hal ini, PT KAI selaku pemilik lahan telah melakukan pembongkaran bangunan liar di Kampung Bambu, tepatnya di sepanjang rel kereta samping Jakarta International Stadium (JIS).

"Itu kan (kewenangan) KAI. Lebih baik tanya KAI saja," kata Anies usai peresmian Kampung Susun Bayam, Jakarta Utara, Rabu, 12 Oktober.

Anies merespons berbeda saat bicara nasib kepastian hunian antara warga Kampung Bambu dengan warga Kampung Bayam yang sebelumnya telah mengalami penggusuran, meskipun lokasi kedua kampung ini sama-sama di dekat JIS.

Pada warga Kampung Bayam yang sebelumnya mendirikan bedeng di lahan milik BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Pemprov DKI mendirikan kampung susun yang sebagian dihuni oleh warga eks Kampung Bayam.

Saat ditanya soal kemungkinan relokasi warga Kampung Bambu, Anies mengaku tidak tahu.

"Wah, tidak tahu," ujarnya singkat.

Pada Selasa, 11 Oktober, PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah melakukan pembongkaran bangunan liar di sepanjang rel kereta dekat Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara. Pembongkaran ini dibantu dengan personel TNI dan Polri.

Pembongkaran bangunan di lahan milik PT KAI antara Stasiun Commuter Line Ancol dan Stasiun Tanjung Priok ini dilakukan untuk mendukung pembangunan stasiun KRL temporary di kawasan JIS.

Kepala Humas PT KAI Daop 1 Eva Chairunisa mengklaim tidak ada penolakan dari pemilik 254 bedeng yang kini dibongkar. Sehingga, KAI tidak melakukan penggusuran paksa.

"Seperti yang kita lihat memang tidak ada penertiban, sehingga kita tidak menempatkan alat berat hari ini. Kalau kita bisa lihat, semua warga sangat kooperatif sejak kemarin kita lihat sudah mulai proses pengosongan," kata Eva kepada wartawan.

Eva menuturkan, sebelum pembongkaran, pemilik bedeng telah mengosongkan barang-barangnya. Mengingat, KAI sudah mengeluarkan surat pemberitahuan pembongkaran sejak beberapa waktu lalu.

"Hari ini terlihat hampir semua bangunan dikosongkan, tapi memang masih ada warga yang membutuhkan bantuan untuk membangun barang yang sudah dikeluarkan dari rumah tersebut," ujar Eva.

"Pengosongan sudah dilakukan secara mandiri, sehingga kami tinggal melakuka proses pembersihan areanya," lanjutnya.