Kanada Kirim 40 Tentaranya ke Polandia untuk Latih Pasukan Ukraina Lakukan Pengintaian hingga Penjinakan Ranjau
Menteri Pertahanan Kanada Anita Anand. (Wikimedia Commons/U.S. Secretary of Defense)

Bagikan:

JAKARTA - Kanada mengumumkan pada Hari Selasa akan mengirim 40 teknisi tempur, untuk mendukung upaya Polandia melatih pasukan Ukraina, sebagai bagian dari komitmennya untuk meningkatkan bantuan militer untuk Kyiv.

Angkatan Bersenjata Kanada telah melatih lebih dari 33.000 personel militer dan keamanan Ukraina sejak 2015. Tetap, sejak Februari lalu pelatihan tersebut terhenti.

"Hari ini, saya mengumumkan bahwa dalam beberapa minggu mendatang, Kanada akan mengerahkan sekitar 40 insinyur tempur ke Polandia untuk membantu Pasukan Polandia melatih teknisi tempur Ukraina dalam pengintaian, bahan peledak, ranjau dan penjinakan ranjau," jelas Menteri Pertahanan Kanada Anita Anand pada konferensi pers di Warsawa, dilansir dari Reuters 12 Oktober.

Sebelumnya, pasukan Kanada juga telah membantu militer dan Pemerintah Polandia, dalam mendukung pusat penerimaan pengungsi dan membantu mendukung program pelatihan yang berbasis di Inggris.

Menteri Anand mengatakan, pelatihan tambahan "akan melengkapi pelatihan Kanada untuk rekrutan baru Ukraina di Inggris, dan pelatihan Kanada untuk personel Ukraina tentang penggunaan howitzer M777 yang kami sumbangkan ke Ukraina."

Rusia menghujani rudal jelajah di kota-kota Ukraina pada Hari Senin dalam apa yang disebut Amerika Serikat sebagai "serangan mengerikan", menewaskan warga sipil dan melumpuhkan pasokan listrik, dalam serangan udara paling luas sejak dimulainya perang pada Februari.

"Kanada dengan sepenuh hati mengutuk serangan brutal itu terhadap sasaran dan infrastruktur sipil," ujar Menteri Anand kepada wartawan.

"Serangan itu merupakan kejahatan perang," tegasnya.

Diketahui, Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai operasi khusus yang tidak dirancang untuk menduduki wilayah, tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer tetangga selatannya dan menangkap apa yang dianggapnya sebagai nasionalis berbahaya. Moskow juga membantah sengaja menyerang warga sipil.