Peringatkan Rusia Tidak Serang Infrastruktur Vital Sekutu, NATO Gelar Latihan Kesiapsiagaan Nuklir
Sekjen NATO Jens Stoltenberg. (Wikimedia Commons/U.S. Secretary of Defense)

Bagikan:

JAKARTA - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tegas mengatakan kepada Rusia pada Hari Selasa, pihaknya akan menghadapi serangan terhadap infrastruktur penting sekutu dengan "tanggapan yang bersatu dan teguh" dari seluruh anggota aliansi pertahanan.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan menjelang pertemuan dua hari para menteri pertahanan aliansi Barat di Brussel, mereka tidak melihat adanya perubahan dalam postur nuklir Rusia, tetapi tetap 'waspada'.

Stoltenberg menggambarkan serangan rudal Rusia terhadap warga sipil di Ukraina pada Hari Senin sebagai tanda kelemahan.

"Rusia sebenarnya kalah di medan perang," katanya dalam konferensi pers, mengatakan pihaknya menanggapi serangan membabi buta terhadap kemajuan Ukraina, melansir Reuters 12 Oktober.

Pandangan itu diamini oleh duta besar AS untuk NATO Julianne Smith.

"Presiden Putin gagal memenuhi tujuan strategisnya di lapangan dan ini telah menjadi tema yang berulang baginya secara pribadi sejak perang ini dimulai," ujarnya dalam briefing online.

NATO direncanakan menggelar latihan kesiapsiagaan nuklir tahunan bertajuk 'Steadfast Noon' minggu depan, di mana angkatan udara NATO mempraktikkan penggunaan bom nuklir AS yang berbasis di Eropa dengan penerbangan pelatihan, tanpa senjata langsung.

Membatalkan latihan karena perang di Ukraina akan mengirimkan "sinyal yang sangat salah", kata Stoltenberg. Sementara, Rusia telah membuat ancaman terselubung menggunakan senjata nuklir terhadap Ukraina.

"Ini adalah latihan untuk memastikan bahwa penangkal nuklir kita tetap aman, terjamin dan efektif," tegasnya.

Kekuatan militer NATO, katanya, adalah cara terbaik untuk mencegah eskalasi ketegangan.

Stoltenberg juga berjanji untuk meningkatkan perlindungan infrastruktur penting dalam menanggapi serangan terhadap pipa gas Nord Stream, mengatakan NATO telah menggandakan kehadirannya di Baltik dan Laut Utara menjadi lebih dari 30 kapal yang didukung oleh pesawat terbang dan kegiatan bawah laut.

"Serangan yang disengaja terhadap infrastruktur penting sekutu akan ditanggapi dengan tanggapan yang bersatu dan teguh," tegas Stoltenberg.

Kendati demikian, masih belum jelas siapa yang berada di balik serangan terhadap jaringan pipa Nord Stream.