Hampir 500 Paus Pilot Mati Terdampar di Pulau-pulau Terpencil Selandia Baru
Ilustrasi paus pilot terdampar di Selandia Baru tahun 2005. (Wikimedia Commons/Chagai)

Bagikan:

JAKARTA - Ratusan paus pilot mati setelah terdampar di dekat perairan yang dipenuhi hiu dari rantai pulau terpencil di Pasifik Selatan, menurut tim penyelamat dan konservasionis.

Departemen Konservasi Selandia Baru mengatakan kepada CNN, hampir 500 paus terdampar di Kepulauan Chatham, 840 kilometer (520 mil) timur Pulau Selatan utama, dalam dua peristiwa terdampar massal terpisah yang dilaporkan oleh penduduk selama akhir pekan.

Dave Lundquist, penasihat teknis kelautan untuk departemen tersebut mengatakan, pihaknya tidak berusaha untuk mengangkat kembali paus yang terdampar di daerah tersebut karena risiko serangan hiu terhadap manusia dan paus. Paus yang masih hidup di-eutanasia untuk mencegah penderitaan lebih lanjut, katanya.

"Keputusan ini tidak pernah dianggap enteng, tetapi dalam kasus seperti ini, ini adalah pilihan yang paling baik," kata Lundquist, melansir CNN 11 Oktober.

Daren Grover, manajer umum organisasi penyelamatan Project Jonah mengatakan, sebagian besar paus pilot sudah mati ketika mereka tiba di darat, dan para penyintas dalam kesehatan yang buruk.

"Memiliki jumlah paus yang begitu banyak di satu lokasi adalah hal yang tidak biasa, tetapi tentu saja tidak pernah terdengar sebelumnya," terangnya.

Selain risiko yang ditimbulkan oleh hiu, "hampir tidak mungkin" bagi tim penyelamat untuk melakukan perjalanan ke Kepulauan Chatham dalam waktu singkat, terangnya, menambah kesulitan menyelamatkan paus.

Diketahui, insiden terdampar massal itu terjadi kurang dari sebulan, setelah sekitar 200 paus pilot mati di pantai Tasmania di Australia.

Hal lumrah bila paus pilot untuk terdampar, tetapi perilakunya tidak dipahami dengan baik, menurut Departemen Konservasi. Sebagian besar ilmuwan percaya, paus individu terdampar karena mereka sakit dan mendekati akhir dari umur alami mereka.

Adapun Kepulauan Chatham, yang merupakan rumah bagi sekitar 600 orang, termasuk di antara tiga "hotspot terdampar" teratas di Selandia Baru. Pada tahun 1918, kepulauan itu mengalami terdampar massal terbesar yang tercatat di negara itu dengan sekitar 1.000 paus pilot, menurut departemen tersebut.