Fadli Zon Prihatin Warga Kampung Bayam Digusur akibat Stadion JIS, Wagub DKI: Tentu Kita Pikirkan Solusinya
Ilustrasi (Foto: Twitter @fadlizon)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Fadli Zon megaku prihatin dengan nasib warga Kampung Bayam yang rumahnya digusur akibat pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) di Papanggo, Jakarta Utara.

Dalam akun Twitternya, Fadli menyebut warga Kampung Bayam tak memiliki nasib sebaik warga Kampung Akuarium yang mendapat rumah susun dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Kampung Bayam nasibnya tak sebaik Kampung Akuarium. Sama2 digusur. Kini lokasi bekas Kp Bayam sdh jadi bagian tribun stadion megah JIS," kata Fadli dalam akun @fadlizon, dikutip pada Sabtu, 21 Agustus.

Fadli menuturkan, ada 500 keluarga yang terlunta-lunta akibat rumahnya digusur demi pembangunan stadion megah berstandar internasional tersebut.

Fadli meminta Pemprov DKI memberi perhatian kepada warga Kampung Bayam seperti warga Kampung Akuarium.

"500 KK tercerai berai, yg bertahan tinggal 50 KK masih terlunta2 dekat stadion tsb. Mhn perhatian," ungkap Fadli.

Menanggapi hal ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku pihaknya tengah memikirkan solusi atas kepastian tempat tinggal bagi warga Kampung Bayam.

Riza mengklaim Pemprov DKI juga memikirkan penataan di lingkungan sekitar Stadion JIS, termasuk pemukiman bagi warga di Kampung Bayam yang rumahnya tergusur.

"Kampung Bayam juga akan kami pikirkan solusinya. Jadi, bukan hanya stadionnya saja yang canggih dan berskala internasional, tapi lingkungan sekitar juga akan kita tata. Semuanya masuk dalam program penataan, kawasan di JIS termasuk Kampung Bayam," tutur Riza kepada wartawan.

Riza membuka kemungkinan warga Kampung Bayam akan mendapat fasilitas hunian rumah susun seperti warga Kampung Akuarium. Namun, ia tak menjelaskan lebih lanjut perihal realisasi hunian tersebut.

"Ya seperti di Kampung Akuarium. Tugas kami, pemerintah, memastikan keberpihakan kami pada mereka yang lemah. Pemimpin harus berpihak pada yang lamah, belum beruntung, belum cerdas, belum memenuhi kebutuhannya yang masih sulit dan miskin. Itu tugas kita mencari solusi," pungkasnya.