JAKARTA - Perdana Menteri Donald Tusk mengatakan pada Hari Selasa, Polandia akan mengalokasikan tambahan 100 juta zlotys (25,30 juta dolar AS) untuk meningkatkan badan intelijennya, memperingatkan meningkatnya ancaman dari Rusia.
Polandia mengatakan, posisinya sebagai pusat distribusi pasokan ke Ukraina menjadikan mereka target utama badan intelijen Moskow, ketakutan yang diperburuk pekan lalu ketika seorang hakim yang memiliki akses terhadap rahasia militer membelot ke sekutu Rusia, Belarusia.
"Saya memutuskan untuk mengalokasikan 100 juta zlotys dari cadangan saya sendiri, cadangan perdana menteri, untuk memperkuat badan keamanan dalam negeri dan intelijen," kata PM Tusk dalam konferensi pers, dilansir dari Reuters 15 Mei.
Lebih lanjut dia mengatakan, upaya Rusia untuk mengganggu stabilitas negara-negara Eropa, khususnya Polandia dan negara-negara Baltik, akan semakin intensif menjelang pemilu Eropa pada bulan Juni.
"Kami harus menginvestasikan lebih banyak sumber daya, waktu dan lebih banyak tindakan terkait layanan khusus kami," jelasnya.
Terkait dengan sejumlah kebakaran besar di Polandia yang terjadi beberapa hari terakhir, PM Tusk mengatakan belum ada indikasi merupakan ulah pihak luar.
Meski demikian, ia mengatakan layanan Polandia telah mencegah sejumlah upaya sabotase.
"Dalam belasan minggu terakhir, juga berkat dukungan sekutu kami, Polandia menggagalkan upaya melakukan sabotase dan pembakaran," ungkapnya.
BACA JUGA:
PM Tusk menambahkan, Polandia kemungkinan besar akan mendapatkan dana Uni Eropa untuk membantu memperkuat perbatasannya dengan Belarus.
"Saat ini, pengerjaan di Eropa mengenai metode perolehan dana, obligasi pertahanan Eropa, EIB (European Investment Bank) dan kemungkinan penggunaan dana yang tidak akan digunakan dari rencana pemulihan nasional (COVID) sedang diselesaikan," ujarnya.
"Seharusnya tidak ada kekurangan dana. Polandia dan perbatasan Polandia akan menjadi prioritas," tandasnya.