Bagikan:

JAKARTA -Kantor berita negara Polandia, PAP, diduga mengalami serangan siber dari peretas Rusia pada  Jumat, 31 Mei, setelah munculnya artikel palsu tentang mobilisasi militer di feed beritanya. Menteri Urusan Digital dan Wakil Perdana Menteri, Krzysztof Gawkowski, menyatakan bahwa indikasi menunjukkan serangan ini berasal dari Rusia. Serangan tersebut sedang diselidiki oleh layanan khusus, termasuk Badan Keamanan Dalam Negeri.

Warsawa berulang kali menuduh Moskow berusaha mendestabilisasi Polandia karena perannya dalam menyediakan bantuan militer kepada Ukraina, tuduhan yang dibantah oleh pejabat Rusia. Kedutaan Rusia di Warsawa menyatakan tidak mengetahui insiden tersebut dan menolak memberikan komentar lebih lanjut.

Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, menulis di platform X bahwa serangan hacker yang sangat berbahaya ini menggambarkan strategi destabilisasi Rusia menjelang pemilihan Eropa. Artikel palsu yang muncul di newswire PAP beberapa hari sebelum pemilihan Parlemen Eropa, menyatakan bahwa Tusk akan memobilisasi 200.000 orang untuk bertempur di Ukraina.

Artikel palsu tersebut muncul dua kali pada hari Jumat, pukul 14.00 dan 14.20, dan ditarik kembali setelah masing-masing kemunculan. Setelah penarikan pertama, artikel tersebut kembali dipublikasikan. PAP menyatakan sedang menyelidiki kondisi seputar insiden ini.

"Kami telah mengidentifikasi sumber aksesnya. Kami telah mengamankan jalur ini," kata Justyna Wojteczek, wakil pemimpin redaksi PAP, kepada Polsat News.

Lembaga Penelitian Nasional yang dikelola negara Polandia (NASK) sebelumnya pada 8 Mei menyatakan bahwa mata-mata siber Rusia telah menargetkan jaringan milik pemerintah dan merekomendasikan administrator jaringan untuk memverifikasi apakah pegawai mereka berada di bawah serangan.