Bagikan:

JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk panel pencari fakta untuk menyelidiki serangan yang menewaskan seorang staf dan melukai seorang lainnya di Rafah, Gaza selatan.

Sebuah kendaraan dengan lambang PBB menjadi sasaran serangan pada Hari Senin, yang memicu kecaman keras dari para pemimpin internasional.

Itu menyebabkan seorang staf PBB asal India tewas dan seorang staf lainnya asal Yordania terluka. Penilaian awal menunjukkan tembakan fatal tersebut diduga berasal dari sebuah tank di lingkungan sekitar, kata wakil juru bicara PBB Farhan Haq, melansir CNN 15 Mei.

"PBB yakin tembakan dari tank Israel mengenai bagian belakang kendaraan putih PBB dalam perjalanan ke rumah sakit Eropa di Kota Rafah di selatan Gaza," kata Haq, dikutip dari AP dan The Times of Israel.

Ia mengatakan kepada wartawan Departemen Keselamatan dan Keamanan PBB, yang mempekerjakan kedua staf tersebut, telah membentuk panel pencari fakta untuk mengetahui penyebab insiden tersebut, serta PBB sedang berdiskusi dengan otoritas Israel.

Haq mengidentifikasi anggota staf PBB yang terbunuh sebagai Waibhav Anil Kale. Dia adalah pegawai internasional pertama di PBB yang terbunuh dalam perang di Gaza saat ini.

Sementara, Kementerian Luar Negeri Yordania mengidentifikasi staf PBB yang terluka sebagai Yara Dababneh. Sebuah pesawat militer Yordania dijadwalkan untuk menerbangkannya dari Yerusalem ke Amman untuk perawatan di Al-Hussein Medical City, sebuah kompleks medis militer.

"Dia menerima perawatan medis," kata Haq.

"Kami yakin dia akan berhasil melewatinya," sambungnya.

Sebelumnya, Sekjen PBB Antonio Guterres dalam unggahannya di media sosial mengutuk peristiwa tersebut, menekankan kembali, pekerjaan kemanusiaan harus dilindungi.

"Hari ini kendaraan PBB ditembak di Gaza, menewaskan salah satu kolega kami dan melukai yang lainnya. Lebih dari 190 staf PBB telah terbunuh di Gaza," cuit Sekjen PBB di media sosial X.

"Saya mengutuk semua serangan terhadap personil PBB dan mengulangi seruan mendesak saya untuk gencatan senjata kemanusiaan segera dan pembebasan semua sandera," lanjut Guterres.

Sedangkan Israel Defense Forces (IDF) mengatakan, pihaknya telah menerima laporan peristiwa di Rafah tersebut dan tengah melakukan peninjauan.

Menurut IDF, tinjauan awal menunjukan kendaraan tersebut ditembak "di tengah pertempuran di daerah yang ditetapkan sebagai zona tempur aktif."

Pihak militer juga mengatakan, rute kendaraan tersebut tidak diketahui, sementara IDF biasanya mengetahui pergerakan para pekerja bantuan di Gaza untuk menghindari peristiwa seperti itu. Meski demikian, IDF tidak mengonfirmasi pasukannya menembaki kendaraan tersebut.

"Semua rincian insiden tersebut sedang ditinjau," kata militer Israel.

Dikatakan, ada sekitar 71 staf internasional yang ditempatkan di Gaza. Sementara, sedikitnya 254 pekerja bantuan PBB telah terbunuh sejak Oktober, menurut badan tersebut.