Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui ada yang tidak beres dari serangan militernya ke Rafah yang menewaskan warga sipil, mengatakan penyelidikan terkait itu tengah digelar.

PM Netanyahu mengatakan, serangan udara di wilayah selatan Gaza itu tidak dimaksudkan untuk menimbulkan korban sipil.

"Di Rafah, kami telah mengevakuasi sekitar 1 juta penduduk non-kombatan dan meskipun kami telah melakukan upaya maksimal untuk tidak menyakiti penduduk non-kombatan, sayangnya ada sesuatu yang tidak beres," ujarnya dalam sebuah pidato di parlemen, melansir Reuters 28 Mei.

"Kami sedang menyelidiki insiden ini dan akan mengambil kesimpulan, karena ini adalah kebijakan kami," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, serangan udara Israel memicu kebakaran besar yang menewaskan 45 orang di sebuah kamp tenda pengungsi di Rafah, kata para pejabat Hari Senin.

Lebih dari separuh korban tewas adalah wanita, anak-anak dan orang tua, kata para pejabat kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, menambahkan jumlah korban kemungkinan bertambah lantaran banyaknya korban yang terperangkap dalam api berada dalam kondisi kritis dan luka bakar parah.

Jaksa penuntut militer Israel Mayor Jenderal Yifat Tomer Yerushalmi menyebut serangan udara itu "sangat serius", mengatakan penyelidikan sedang dilakukan.

"IDF menyesalkan adanya kerugian terhadap non-kombatan selama perang,” kata Mayor Jenderal Yifat Tomer Yerushalmi pada sebuah konferensi pada Hari Senin.

Israel terus melakukan serangan terhadap Rafah meskipun ada keputusan pengadilan tinggi PBB pada Hari Jumat yang memerintahkan mereka untuk menghentikan serangannya, berdalih keputusan pengadilan tersebut memberi mereka (militan, red) ruang untuk melakukan aksi militer di sana.

"Rincian dari insiden ini masih dalam penyelidikan, yang kami berkomitmen untuk melakukan sepenuhnya," kata Mayjen Yerushalmi, dikutip dari The Times of Israel.

Militer Israel mengatakan, serangan udara itu presisi dan berdasarkan informasi intelijen yang tepat, berhasil menewaskan dua komandan senior kelompok Hamas.

Di sisi lain, Pejabat Gaza maupun Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan, wilayah sasaran serangan itu adalah kamp pengungsian yang baru-baru ini didirikan di dekat gudang Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di barat laut Rafah.

Sebelumnya pada Hari Minggu, delapan roket dicegat setelah ditembakkan dari daerah Rafah. Seorang menteri mengatakan, hal itu menunjukkan perlunya melanjutkan operasi melawan Hamas.