Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno LP Marsudi menekankan pentingnya solusi dua negara dari konflik Palestina-Israel, saat menghadiri pertemuan yang dihadiri sejumlah negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Uni Eropa (UE) dan anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa.

Pertemuan bertajuk 'MINISTERIAL LEVEL MEETING THE FOLLOW-UP OF THE RIYADH MEETING' ini digelar di Brussels, Belgia Hari Senin.

Dari OKI, Menlu Retno hadir bersama Menteri Luar Negeri Saudi Arabia, Jordan, Mesir, Alegeria, Turki, Bahrain dan Wakil Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA). PM Palestina Mohammad Mustafa juga hadir dalam pertemuan itu.

"Pertemuan ini sangat penting artinya, ditengah semakin memburuknya situasi di Palestina dan semakin tidak diindahkannya keputusan-keputusan ICJ (Mahkamah Internasional) oleh Israel, kata Menlu Retno dalam keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Selasa 28 Mei.

"Ini sangat penting artinya dalam konteks mendorong pewujudan two-state solution," lanjutnya, seraya menekankan two-state solution adalah satu-satunya opsi yang tepat.

Lebih lanjut Menlu Retno mengatakan, ia menggunakan pertemuan itu untuk melakukan seruan kepada negara-negara Eropa agar two-state solution dapat diimplementasikan antara lain.

Pertama, lanjut Menlu Retno, gencatan senjata segera dan secara permanen harus terus didorong. Dikatakannya, semua pihak harus berusaha agar Israel dapat mematuhi keputusan ICJ, termasuk menghentikan military offensive Israel di Rafah.

Tanpa hal tersebut, menurutnya, kelancaran pengiriman bantuan kemanusiaan tidak akan dapat dilakukan.

"Dalam kaitan ini, saya menekankan peran Dewan Keamanan PBB menjadi sangat penting. Hal ini sengaja saya sampaikan mengingat beberapa negara yang hadir dalam pertemuan adalah anggota Dewan Keamanan PBB, seperti Inggris, Algeria, UEA dan Slovenia," jelas Menlu Retno.

Berikutnya, Menlu Retno juga menyerukan negara-negara Eropa untuk terus mendukung UNRWA, mengingat peran badan itu sangat penting untuk mencegah situasi kemanusiaan semakin memburuk.

Seruan berikutnya yang disampaikan Menlu Retno adalah pentingnya pengakuan terhadap Palestina dan dukungan untuk keanggotaan Palestina di PBB.

"Saya juga kembali menekankan pentingnya semua negara untuk menggunakan pengaruh masing-masing, agar veto mengenai keanggotaan Palestina di PBB tidak terjadi lagi di Dewan Keamanan PBB. Keanggotaan Palestina di PBB akan membantu Palestina dalam membangun negaranya," tegasnya.

"Saya juga sampaikan pesan mengenai pentingnya kesatuan Palestina dan mendukung reformasi yang dilakukan Pemerintah Palestina. Karena hal ini akan berkontribusi bagi proses perwujudan two-state solution," tambahnya.