Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan niatnya untuk menggelar operasi di Rafah di selatan Gaza untuk memburu Hamas, saat berbicara di upacara peringatan anggota organisasi paramiliter Etzel yang gugur di Jaffa pada Hari Kamis.

"Kami akan melakukan apa yang harus kami lakukan untuk menang dan mengalahkan musuh," kata PM Netanyahu dalam sambutannya, dikutip dari The Times of Israel 3 Mei.

"Termasuk di Rafah," sambungnya.

Mengisyaratkan perdebatan kabinet mengenai tanggapan yang tepat terhadap serangan Iran terhadap Israel bulan lalu, PM Netanyahu mengatakan "ada dan terdapat perbedaan pendapat di antara kita mengenai operasi di wilayah yang jauh dan dekat."

"Tetapi di akhir perdebatan, saya mengambil keputusan, dan keputusan itu diterima," ujarnya.

"Kami beroperasi di sana, dan kami akan beroperasi di sini juga," lanjut PM Netanyahu.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam kunjungannya Israel mengatakan, Amerika Serikat tetap menolak rencana operasi di Rafah.

Berkunjung ke Tel Aviv awal pekan ini, Menlu Blinken juga mengatakan kepada para PM Netanyahu dan pemimpin Israel lainnya, kesepakatan penyanderaan harus segera dicapai jika Yerusalem masih ingin menandatangani perjanjian normalisasi dengan Arab Saudi, kata dua pejabat yang mengetahui hal tersebut.

Menlu Blinken memperingatkan, peluang untuk mencapai kesepakatan akan segera tertutup dan serangan besar-besaran Israel di Rafah kemungkinan akan menutup peluang tercapainya kesepakatan tersebut sepenuhnya, kata para pejabat.

Israel mengklaim perlu untuk memasuki Rafah untuk memburu sisa-sisa batalyon Hamas yang dikatakan berada di kota yang menjadi tempat berlindung pada pengungsi dari wilayah lain di Gaza. Amerika Serikat, PBB serta negara-negara di dunia memperingatkan itu bisa menyebabkan tragedi lantaran banyaknya warga sipil di Rafah.