Bagikan:

JAKARTA - Autralia dan Amerika Serikat (AS) menggarap drone bawah laut (UUV) baru untuk masa depan pertahanan perairan Pasifik. Prototipe pertama dari alat pertahanan tanpa awak itu baru-baru ini telah rampung diuji coba.

Mengutip CNN, Selasa 14 Mei, kedua drone bisa menembus kedalaman laut beda negara itu dapat dikendalikan menggunakan satelit dan gelombang cahaya serta radio.

Australia

Drone bawa laut Australia bernama Ghost Shark digarap pabrikan Anduril di negara tersebut. Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Australia berharap model produksi pertama bakal rampung akhir tahun depan.

"Ghost Shark akan memberi Angkatan Laut kemampuan peperangan bawah laut otonom jarak jauh yang tersembunyi dan dapat melakukan intelijen, pengawasan, pengintaian (ISR) dan serangan secara terus-menerus,” demikian pernyataan Kemenhan Australia.

Kemenhan Australia menegaskan tidak akan mengumumkan spesifikasi apa pun tentang Ghost Shark karena masih bersifat rahasia.

Namun, Kemenhan Australia memuji hasil prototipe kecepatan drone bawah laut setelah melakukan pengujian dari ide yang dimulai dua tahun lalu itu.

"Pengiriman prototipe Ghost Shark pertama lebih cepat dari jadwal menetapkan standar baru untuk pengembangan kemampuan sesuai kebutuhan,” kata kepala ilmuwan pertahanan Australia, Tanya Monro, dalam sebuah pernyataan.

Amerika Serikat

Drone bawah laut AS terbaru digarap Northrop Grumman. Dengan nama Manta Ray, drone ini disebut dapat membawa jenis senjata yang berbeda tergantung pada tugasnya atau dilengkapi dengan peralatan khusus untuk pengintaian atau mungkin pengumpulan intelijen.

Prototipe drone bawah laut AS ini telah diuji di California Selatan pada Februari dan Maret 2024.

Badan Produk Penelitian Lanjutan Pertahanan (DARPA) mengatakan dalam uji coba prototipe Manta Ray yang digarap di Maryland dibongkar kemudian dipasang kembali di California Selatan.

“Kombinasi transportasi modular lintas negara, perakitan di lapangan, dan penerapan selanjutnya menunjukkan kemampuan pertama untuk UUV ekstra besar,” kata Kyle Woerner, kepala projek program Manta Ray di DARPA dalam keterangannya.