Bagikan:

JAKARTA – Baru-baru ini, China memamerkan pesawat canggih tanpa awak bernama CH-6. Drone buatan China itu diperkirakan bakal digunakan untuk menjaga kawasan laut China Selatan dari intervensi Amerika Serikat.

Drone tanpa awak tersebut berfungsi untuk meningkatkan spionase dan juga bisa melakukan serangan yang lebih akurat dengan menyasar militer. Di sisi lain, CH-6 juga bisa melesat hingga kecepatan 800 kilometer per jam. Drone CH-6 juga bisa dibongkar pasang, baik sayap maupun mesinnya.

Drone CH-6 sudah dipamerkan dalam ajang China Airshow yang diselenggarakan di Zhuhai, Guangdong beberapa beberapa hari lalu. China juga punya drone jenis lain yang tidak kalah canggihnya yakni WZ-7 dan jet tempur J-16D yang dikabarkan bisa merusak fungsi alat-alat elektronik. Jet tersebut digadang-gadang jadi kompetitor Boeing EA-18G Growler yang dimiliki oleh Amerika Serikat.

Analis senior yang berfokus pada keamanan China di Institut Kebijakan Strategis Australia, Malcolm Davis mengungkapkan bahwa kedua drone milik China tersebut bisa menambah daya serang dan strategi pertahanan China, khususnya di kawasan Laut China Selatan.

“Secara operasional, platform ini - WZ-7 dan CH-6 - akan digunakan bersama drone dan sistem otonom China lainnya, serta pesawat yang dikemudikan, untuk memberikan kemampuan pengintaian dan serangan terhadap AS dan pasukan sekutu yang beroperasi di Indo-Pasifik,” ungkap Davis, sebagaiman dikutip dari South China Morning Post.

Selain itu, Davis juga menyebut pesawat nirawak milik China ini didesain khusus untuk pengawasan dan pengintaian. Semuanya dirancang untuk mendeteksi keberadaan pasukan Angkatan Laut Amerika Serikat. Tidak hanya itu, drone tanpa awak itu juga bisa melacak tentara AS.

Melansir GlobalTimes, keunggulan pesawat tanpa awak itu adalah performanya yang tinggi, mudah dirawat, dan sangat andal. Hal tersebut disampaikan oleh Chief Engineer and Designer drone series Shi Wen.

Selain itu, hadir pula drone CH-817 mini attack drone. Drone mini tersebut bisa digunakan oleh seorang tentara saja mengingat beratnya hanya sekitar 800 gram dan punya daya tahn 15 menit. Shi menyebut drone mini CH-817 sebagai “granat terbang.”