Bagikan:

JAKARTA - Xiaomi, raksasa elektronik asal China, yang telah terjun ke industri mobil listrik mengonfirmasi bahwa mobil listrik pertama mereka, SU7 (Speed Ultra 7), akan dibanderol dengan harga di bawah 500.000 yuan (sekitar Rp 1,1 miliar).

CEO Xiaomi Lei Jun sendiri yang mengonfirmasi soal harga ini melalui akun resmi Weibo-nya, menandai pertama kalinya perusahaan mengkonfirmasi harga tertinggi dari mobil listrik pertama Xiaomi.

Tak hanya itu, Lei Jun juga menjanjikan SU7 sebagai kendaraan listrik yang "tampilannya terbaik, paling mudah dikendarai, dan paling pintar". Pernyataan ini tentunya semakin meningkatkan rasa penasaran para penggemar.

4

Dilansir Reuters, 25 Maret, peluncuran resmi serta penerimaan pesanan untuk SU7 dijadwalkan pada Kamis malam, 28 Maret . Sebelumnya, Xiaomi telah memamerkan mobil ini di 76 toko mereka yang tersebar di 29 kota di China.

Secara desain, SU7 hadir dengan desain futuristik dengan warna "ocean blue" yang memukau langsung mencuri perhatian. Tak ketinggalan teknologi canggih yang dijanjikan Xiaomi, diklaim mampu menghadirkan akselerasi lebih baik dari mobil listrik Tesla dan Porsche.

Para konsumen yang familiar dengan produk Xiaomi tentu berharap banderol SU7 berada di kisaran menengah. 

4

"Menurut saya, harga Xiaomi paling tinggi berada di kelas menengah. Jika harganya terlalu tinggi, terutama karena ini mobil pertama mereka, saya rasa perlu diuji pasar terlebih dahulu," ujar Jim Yan, salah satu calon konsumen yang tertarik dengan desain aerodinamis SU7.

Menariknya, SU7 akan hadir dalam dua varian. Yang pertama menawarkan jarak tempuh hingga 668 km dalam sekali pengisian daya. Varian kedua bahkan lebih menggoda, dengan jarak tempuh hingga 800 km! Sebagai perbandingan, Tesla Model S saat ini memiliki jarak tempuh maksimal 650 km.

Langkah Xiaomi terjun ke dunia mobil listrik didorong oleh keinginan mereka untuk melakukan diversifikasi di tengah lesunya permintaan smartphone. Xiaomi pun menambah deretan perusahaan teknologi China yang melirik industri mobil listrik, menyusul jejak Huawei dan Baidu.