Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa mengatakan, mantan atlet bola voli Aprilia Manganang tidak seberuntung anak pada umumnya. Utamanya kejelasan jenis kelaminnya.

Dimana Aprilia Manganang dilahirkan memiliki kelainan dalam reproduksinya atau hipospadias. Dari kelainan itu, Aprilia Manganang sejak kecil dikira sebagai perempuan oleh keluarganya.

"Seseorang yang diberi nama Aprilian Manganang tidak seberuntung kita, jadi saat dilahirkan anak ini memiliki kelainan dalam reproduksinya, yang dalam terminologi kesehatan disebut hipospadias," kata Andika Perkasa kepada wartawan, Jakarta, Selasa, 9 Maret.

Andika menjelaskan, kasus ini memang sering terjadi di Indonesia. Bahkan kata dia, kasus ini menempati urutan kedua dari jumlah kasus yang biasa terjadi untuk kelahiran bayi laki-laki.

"Jadi untuk setiap 250 bayi laki-laki yang lahir itu ada satu yang mengalami kelainan, atau 4 orang dalam setiap 1.000 orang yang lahir," ujar Andika.

Tidak diketahuinya kelainan ini, kata Andika, adalah karena kondisi orangtua Aprilia Manganang. Selain itu, pendidikan kedua orang tua Aprilian Manganang juga tidak tinggi.

"Kebetulan tidak menyelesaikan Sekolah Dasar jadi pada saat dilahirkan anak ini yang membantu persalinan adalah paramedis rumah," kata Andika.

Singkatnya, kata Andika, TNI AD melihat prestasi Aprilia Manganang. Khususnya di bola voli. Kemudian, TNI AD kata Andika, merekrut Aprilia Manganang dalam suatu program rekrutmen bintara yang berprestasi.

Berjalannya waktu, TNI AD melakukan pemeriksaan terhadap jenis kelamin Aprilia Manganang. Tawaran ini disambut baik oleh Manganang dan menerima melakukan pemeriksaan jenis kelamin.

Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan medis, hasilnya Aprilia Manganang dinyatakan sebagai laki-laki. Kemudian, organ internal Aprila Manganang juda tidak mengarah pada perempuan.

"Pemeriksaan hormonal pun begitu, hormon testoteron juga diukur sehingga secara faktual dan ilmiah kita meyakini Sersan Manganang lebih memiliki hormonal kategori laki-laki," kata Andika.

Demikian juga dengan hasil pemeriksaa radiologo. "Pemeriksaan radiologi juga menyatakan hal yang sama,” kata Andika.

Pemeriksaan medis ini mulanya dilakukan di RS Wolter Mongisidi, Manado, Sulawesi Utara pda 3 Februari. Tapi keterbatasan rumah sakit membuat TNI AD memutuskan membawa Aprilia Manganang ke Jakarta.