Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Hari Minggu menegaskan kembali penolakannya terhadap tuntutan Hamas untuk mengakhiri perang dengan imbalan pembebasan sandera, mengatakan itu akan membuat kelompok militan Palestina itu tetap berkuasa dan menimbulkan ancaman bagi Israel.

PM Netanyahu mengatakan, Israel bersedia menghentikan pertempuran di Gaza untuk menjamin pembebasan sandera yang masih ditahan oleh Hamas, yang diyakini berjumlah lebih dari 130 orang.

"Namun, meskipun Israel telah menunjukkan kesediaannya, Hamas tetap bercokol pada posisi ekstremnya, pertama-tama mereka menuntut untuk memindahkan semua pasukan kami dari Jalur Gaza, mengakhiri perang dan membiarkan Hamas tetap berkuasa," ujar PM Netanyahu, dilansir dari Reuters 6 Mei.

"Israel tidak bisa menerima hal itu," tandasnya.

"Hamas akan mampu memenuhi janjinya untuk melakukan pembantaian, pemerkosaan dan penculikan berulang kali," kata PM Netanyahu.

Terpisah di Kairo, para pemimpin Hamas mengadakan perundingan gencatan senjata pada Hari kedua dengan mediator Mesir dan Qatar, namun belum ada kemajuan nyata yang dilaporkan karena kelompok tersebut tetap mempertahankan tuntutannya bahwa perjanjian apa pun harus mengakhiri perang di Gaza, kata para pejabat Palestina.

Diketahui, perang tersebut dimulai setelah serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan 252 sandera, menurut penghitungan Israel.

Sebagai respons, Israel mengepung dan membombardir Jalur Gaza yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 34.600 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas. Pengeboman tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah pesisir dan menyebabkan krisis kemanusiaan.