Bagikan:

JAKARTA - Pejabat tinggi intelijen Amerika Serikat pada Hari Kamis menilai, Presiden Rusia Vladimir Putin melihat perkembangan domestik dan internasional cenderung menguntungkannya, kemungkinan besar akan melanjutkan taktik agresif di Ukraina, namun perang tersebut sepertinya tidak akan segera berakhir.

Direktur Intelijen Nasional Avril Haines mengatakan kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat, Rusia telah mengintensifkan serangan terhadap infrastruktur Ukraina untuk menghambat kemampuan Kyiv memindahkan senjata dan pasukannya, memperlambat produksi pertahanan dan memaksanya untuk mempertimbangkan negosiasi.

“Taktik Putin yang semakin agresif terhadap Ukraina, seperti serangan terhadap infrastruktur listrik Ukraina, dimaksudkan untuk memberikan kesan kepada Ukraina, terus berperang hanya akan menambah kerusakan pada Ukraina dan tidak memberikan jalan yang masuk akal menuju kemenangan," katanya, dilansir dari Reuters 3 Mei.

Haines dan Direktur Badan Intelijen Pertahanan Letnan Jenderal Jeffrey Kruse, memberikan penjelasan di depan komite penilaian komunitas intelijen tahun 2024 tentang ancaman yang dihadapi Amerika Serikat.

"Taktik agresif ini kemungkinan akan terus berlanjut dan perang sepertinya tidak akan berakhir dalam waktu dekat," kata Haines.

Lebih jauh ia mengatakan, China telah membantu mengubah momentum medan perang demi kepentingan Rusia di Ukraina, dengan menyediakan komponen dan bahan lain yang diperlukan untuk menopang industri pertahanannya.

Bantuan Beijing datang ketika pasukan Rusia membuat kemajuan bertahap di Ukraina dan upaya Moskow untuk meningkatkan tekanan terhadap Kyiv dengan mengebom infrastruktur penting negara tersebut, kata Haines, dikutip dari NBC News.

Meskipun Tiongkok tidak lagi mengirimkan persenjataan mematikan ke Rusia untuk melakukan invasi besar-besaran ke Ukraina, Tiongkok telah menyediakan teknologi dan peralatan penting untuk mesin militernya, katanya.

"Penyediaan komponen dan material yang dapat digunakan ganda oleh Tiongkok untuk industri pertahanan Rusia, adalah salah satu dari beberapa faktor yang menjadikan momentum di medan perang di Ukraina menguntungkan Moskow, sekaligus mempercepat pemulihan kekuatan militer Rusia setelah invasi mereka yang sangat mahal," terang Haines.

Diketahui, para pejabat Negeri Paman Sam sebelumnya mengatakan, Negeri Tirai Bambu memasok Rusia dengan teknologi drone dan roket yang dapat digunakan ganda, citra satelit dan peralatan mesin yang diperlukan untuk produksi pertahanannya. Penggunaan ganda mengacu pada barang-barang yang dapat digunakan untuk keperluan sipil atau militer.